Warga RT 29, Jalan Sudirman, Kelurahan Mendawai, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kobar bergotong royong perbaiki jalan, Senin (20/3). Pasalnya tidak hanya korban luka, korban jiwa sudah jatuh di ruas jalan itu akibat kecelakaan tunggal. Buruknya kualitas infrastruktur jalan milik Kabupaten Kotawaringin Barat itu tergambar dari banyaknya lubang – lubang berbahaya di sejumlah titik.
Padahal ruas Jalan Jenderal Sudirman, merupakan akses utama masyarakat sekaligus akses penghubung utama warga di empat desa di Kecamatan Arut Selatan dan sebagian masyarakat Kumai. Bukan tanpa upaya, usulan melalui proposal ataupun Musrenbang sudah kerap disampaikan. Tapi jauh panggang dari api, sampai kini belum ada realisasi untuk peningkatan akses jalan yang masuk di wilayah administratif Kelurahan Mendawai itu. Merasa prihatin dengan kondisi tersebut, warga RT 29, Kelurahan Mendawai turun ke jalan untuk memperbaiki jalan yang rusak dan menutup lubang-lubang yang bertebaran di jalan tersebut.
Berbekal peralatan seadanya, warga bergotong royong meratakan jalan, penutupan lubang dilakukan dengan pasir, koral, dan semen. “Sudah sering ada yang celaka. Mungkin sampai sekarang sudah tiga kali kejadian. Rata-rata orang baru yang belum tahu kondisi jalan berlubang itu,” ujar Warga Mendawai, Rozi, Senin (20/3/2023). Ketua RT 29 Mendawai, Doni, mengungkapkan perbaikan jalan rusak ini murni menggunakan anggaran swadaya masyarakat. Warga berharap jalan ini bisa dilalui dengan nyaman.
“Semua kita lakukan secara swadaya. Warga berharap jalan poros yang kita perbaiki bisa dilewati dengan nyaman dan aman. Mudahan selesai perbaikan ini tidak ada lagi yang jatuh dan sebagainya,” harapnya. Menurutnya dengan perbaikan yang dilakukan, dapat meminimalisir potensi kecelakaan tunggal di jalan tersebut, termasuk anak-anak yang berangkat sekolah. “Jalan ini sangat penting buat masyarakat. Buat anak berangkat sekolah, mengantar hasil pertanian ke pasar. Karena mayoritas kita di sini sebagai petani,” beber Doni.
Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah daerah turun tangan menangani persoalan ini, lantaran perbaikan yang dilakukan sifatnya hanya sementara. Sebabnya, mengingat arus lalulintas yang begitu padat bila tidak ditindaklanjuti dengan pengerjaan melalui proyek pemerintah daerah, jalan akan kembali rusak dan rawan terhadap keselamatan pengguna jalan.
“Sejatinya banyak lubang yang tersebar di sejumlah titik, dan titik yang kita perbaiki adalah yang paling parah sepanjang 200 meter,” pungkasnya. (tyo/sla)