Ruas jalan perkotaan di Sampit bakal semakin sering dilintasi truk angkutan berat. Pasalnya, jalur lingkar selatan, rute yang diharuskan raksasa jalanan agar tak masuk kota, kembali rusak parah. Perbaikan yang dilakukan sebelumnya hanya bertahan sekitar tiga bulan. Pantauan Radar Sampit, Jumat (24/3), kerusakan parah tersebut rawan bagi angkutan bermuatan berat, seperti truk barang hingga CPO yang berniat menuju Pelabuhan Bagendang. Salah satu titik terparah berada tak jauh dari Bundaran Balanga, Jalan Jenderal udirman kilometer 3. Agregat yang menutup lubang-lubang besar mulai terkikis, membentuk kubangan yang kian dalam.
Susanto, sopir truk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), masih berupaya melintas di jalur itu, karena masih bisa dilewati saat ini. Akan tetapi, kerusakan yang terjadi semakin parah. Para sopir truk CPO waswas mengangkut hasil produksi sawit dengan muatan hingga sepuluh ton tersebut. Berat tersebut melebihi batas toleransi jalan yang bisa diberikan untuk angkutan melintas di jalanan Kota Sampit yang hanya delapan ton.
”Kalau kami orang lama yang sering lewat jalan ini sudah menguasai jalur-jalur amannya. Kalau salah ambil jalur bisa saja terbalik atau celaka, karena ada lubang yang tergenang air dan ternyata dalam. Bisa bikin oleng truk bermuatan,” katanya.
Dalam beberapa pekan terakhir, intensitas truk yang melintas jalur dalam kota cenderung meningkat. Baik dari arah Pelabuhan Bagendang ataupun sebaliknya. Pemkab Kotim sebelumnya telah melarang angkutan berat melintasi perkotaan. Kebijakan tersebut tak diiringi dengan pemeliharaan di jalur lingkar selatan, sehingga ketika musim hujan tiba, timbunan agregat sebelumnya mulai terbawa air dan kembali membentuk lubang. Di sisi lain, lemahnya pengawasan juga membuat masih sering truk muatan berat melintas kota. Jalan lingkar selatan sebelumnya diperbaiki secara swadaya oleh pengusaha perkebunan dan angkutan pada September-Oktober 2022. Jalan yang diperbaiki sepanjang 1.825 meter dengan penimbunan agregat kelas B sebanyak 5.922 m³.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PUPRPRKP) Kotim Kaspulzen Heriyanto sebelumnya telah memperkirakan ketahanan perbaikan tersebut hanya sekitar tiga bulan. Apabila ada kerusakan, alat berat siaga dan stok material yang disimpan bisa dipakai agar jalan tetap bisa fungsional. Namun, dengan kondisi jalan yang ada sekarang, pemeliharaan tersebut belum dilakukan. Catatan Radar Sampit, polemik rusaknya jalan lingkar selatan selalu mencuat setiap tahun. Perbaikan permanen dari Pemerintah Provinsi Kalteng yang berwenang pada ruas tersebut belum ada kejelasan. Tahun lalu Pemkab Kotim berinisiatif meminta kontribusi puluhan perusahaan perkebunan dan angkutan agar patungan untuk perbaikan sementara.
Permintaan kontribusi tersebut bahkan disertai ancaman Bupati Kotim Halikinnor yang akan melarang angkutan perusahaan melintasi jalan dalam kota apabila tak ikut menyumbang. Perlu beberapa kali pertemuan hingga akhirnya perbaikan tersebut bisa terealisasi. (ang/ign)