PANGKALAN BUN – Kalimantan Tengah saat ini sedang kebanjiran buah durian. Panen raya berdampak pada harga jual durian. Untuk menarik minat pembeli, banyak pedagang durian yang sengaja mengobral murah.
Tidak tanggung-tanggung Rp100 ribu sudah bisa membawa hingga enam biji durian berukuran sedang, sementara yang ukurannya besar dijual hanya Rp30 ribu sampai Rp40 ribu per buah.
Warga Kotawaringin Barat terutama para ibu rumah tangga yang tidak ingin melewatkan momen membanjirnya buah durian ini, rela beralih profesi menjadi pedagang buah dadakan.
Salah satunya adalah Suci, warga Kelurahan Baru ini berjualan bersama suaminya di Jalan Ahmad Yani. Durian dagangannya hanya tersisa beberapa biji. Setelah habis ia akan mengambil buah yang baru.
"Dalam dua hari ini sudah habis, hanya tersisa ini saja, enam biji hanya Rp 120 ribu," ujarnya.
Menurutnya, buah durian lokal lebih disukai oleh konsumen dari pada buah durian dari Lamandau maupun kabupaten lain. Hal itu lantaran pemilik kebun hanya menjual buahnya ketika buah benar-benar masak di pohon atau buah yang jatuh.
"Jadi masaknya tidak dipaksa, masak alami, makanya buahnya lebih enak dan harganya lebih mahal. Tetapi dengan kondisi banjir buah seperti saat ini perbedaan harga tidak begitu mencolok," ungkapnya.
Pedagang lainnya, Amirudin, mengaku jualan durian hanya sampingan, karena profesi utamanya adalah pekerja bangunan (tukang). Dengan mobil pikap, ia bersama istrinya mengambil buah dari Arut Utara, Runtu, bahkan Lamandau. Durian yang diambil dari tempatnya tidak bisa dipilih satu per satu, tetapi dengan sistem borongan. Dia menjamin buah durian dagangannya tidak kalah manis dan legitnya dari pedagang buah durian lain.
"Sudah dua minggu ini saya dengan istri di Pangkalan Bun, kalau habis kami akan ambil lagi ke penampungan," pungkasnya. (tyo/yit)