Berawal dari kenalan di media sosial dan berharap mendapatkan kenikmatan meski sesaat, seorang pemuda di Kota Palangka Raya, LR (18), justru menjadi korban pemerasan. Pelaku mengancam akan menyebar rekaman asusilanya saat melakukan panggilan video mesum (video call sex). LR kemudian mengadu ke tim Virtual Humas Polda Kalteng. Dia melakukan hal itu lantaran penasaran dan membayar sebesar Rp150 ribu untuk mendapatkan layanan VCS.

Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Pol Erlan Munaji mengatakan, LR kenal dengan pelaku di aplikasi dewasa. Korban sengaja mencari layanan VCS berbayar. Dia kemudian mendapat sebuah nomor WhatsApp dari pelaku. Pelaku memberi syarat, apabila ingin VCS, harus mengikuti akun Instagram pelaku. Hal tersebut siasat pelaku untuk mengetahui akun Instagram korban untuk menjalankan rencana jahatnya. Korban akhirnya melakukan VCS setelah membayar tarif yang diminta. Tanpa sepengetahuan korban, aksinya direkam pelaku.

”Pelaku kemudian minta dikirimi uang Rp350 ribu, kalau tidak, video VCS-nya akan disebarkan ke kawan-kawannya di Instagram. Karena tidak memiliki uang yang diminta dan takut video syurnya disebar pelaku, korban curhat ke Ketua Tim Virtual Police Bidhumas Polda Kalteng,” kata Erlan, Rabu (26/7). Erlan menambahkan, akun medsos pelaku ternyata palsu dan menggunakan foto orang lain. Pihaknya memberi peringatan pada pelaku agar tidak menyebarkan konten pornografi dan melakukan pemerasan. ”Pelaku akhirnya mengurungkan niatnya menyebarkan video pornografi dan berjanji tidak mengulangi perbuatannya. Kami mengimbau, jangan melakukan VCS dengan siapa pun. Apalagi dengan orang yang baru dikenal di medsos dan berhenti tanpa busana di depan kamera,” tegas Erlan. (daq/ign)