Jalan yang menghubungkan Tjilik Riwut ke Mentaya Seberang saat ini mengalami kerusakan begitu parah. Kendaraan roda dua pun mengalami kesulitan melintas di jalan yang dihubungkan Jembatan Cempaga- Mentaya Seberang tersebut. Salah satu warga, Tini, menyebutkan bahwa jalan ke Mentaya Seberang mengalami kerusakan yang kian parah di sejumlah titik karena musim penghujan.
“Rusak parah, motor pun bisa jatuh kalau salah-salah ambil jalannya. Saat ini belum ada perbaikan sehingga menyulitkan kami yang melintasi jalan itu,” katanya. Jalan itu menghubungkan beberapa desa yang ada di Seranau. Diantaranya Dusun Teluk Tewah, Terantang, Mentaya Seberang. Selama ini Mentaya Seberang mengandalkan jalur sungai. Sedangkan jalur daerat masih timbunan laterit tanah merah. Andi, warga lainnya, juga mengungkapkan kerusakan parah ini diarenakan ada ruas jalan yang harus terendam air pasang di malam hari ditambah lagi pikap bermuatan kelapa sawit milik warga. “Kami berharap Pemkab Kotim bisa segera memperbaiki jalan itu supaya bisa seperti sedia kala,” katanya.
Warga mendorong pembangunan jalan di kawasan seberang dilanjutkan. Jika jalan darat lancar, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di kawasan seberang akan berangsur-angsur meningkat. Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kotim Pardamean Gultom mendorong agar pembangunan jalan dan jembatan di wilayah seberang Kota Sampit tersebut dapat segera dilanjutkan. Infrastruktur jalan sangat dibutuhkan oleh masyarakat di wilayah tersebut agar mobilitas semakin lancar. Di kawasan tersebut terdapat dua kecamatan yaitu Seranau dan Pulau Hanaut.
Gultom meyakini, jika jalan darat bagus dan lancar, keterisolasian desa-desa di kawasan seberang dapat diatasi, dan masyarakatnya dapat lebih mudah untuk mengakses layanan publik serta sarana transportasi. Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan diharapkan dapat membuka aksesibilitas di wilayah setempat, dan meningkatkan konektivitas antara Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut dengan Kota Sampit. (ang/yit)
