NANGA BULIK - Ratusan petani swadaya kelapa sawit di Desa Mekar Mulya tersenyum bahagia. Kemarin (20/3), untuk pertama kalinya mereka mendapatkan pembagian insentif book & claim. Setiap hektare lahan yang dimiliki, mereka memperoleh insentif/ kredit palm trace sebesar Rp 500 ribu. Ini karena mereka yang tergabung dalam BUMDes Berkah Mulya Jaya telah memiliki sertifikat RSPO.
"Ini adalah proses konversi tonase menjadi angka kredit dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan RSPO dalam wadah Palm Trace. Dalam penjualan angka kredit, kami mendapat dua buyer pembeli sertifikat atau angka kredit yakni unilever dan nestle. dengan total dana mencapai Rp 700 juta. Dana tersebut dibagi sesuai porsi yang telah ditentukan sesuai kesepakatan antara organisasi BUMDes dengan anggota," beber Ketua BUMDes Berkah Mulya Jaya Choirul Fuadi.
Sebanyak Rp 310 juta telah disalurkan pada para petani pemilik kebun sawit. Dengan rincian untuk anggota mendapat porsi terbesar yakni sebesar 89% atau diangka Rp 275.900.000, dengan nilai Rp 500 ribu per hektare.
Kemudian untuk usaha BUMDes sebesar 5 persen atau Rp 15.500.000. Kontribusi desa sebesar 4 persen atau Rp 12.400.000 dan CSR sebesar 2 persen. Tahun ini CSR diserahkan kepada siswa SD dan SMP, yang dipilih oleh sekolah dengan ketentuan orang tuanya anggota RSPO.
RSPO atau roundtable sustainable palm oil adalah salah satu sistem sertifikasi kelapa sawit yang bertujuan mengembangkan dan mengimplementasikan standar global untuk produksi minyak sawit berkelanjutan. Banyak negara di dunia yang telah mengimplementasikan RSPO, mulai dari negara Indonesia, Malaysia, Thailand, Afrika hingga Amerika Latin. Sertifikasi RSPO diikuti oleh perusahaan maupun petani swadaya yang dapat terhimpun dalam organisasi, mulai dari koperasi, posyantek, gapoktan, hingga BUMDes.
Di Lamandau sendiri jumlah petani swadaya yang bersertifikat RSPO baru 126 petani dengan luasan 537,35 hektare yang tergabung dalam naungan BUMDes Berkah Mulya Jaya Mekar Mulya. Dalam skala nasional, hanya ada 2 BUMDes yang berperan sebagai organisasi dalam menjalankan sertifikat RSPO bagi petani swadaya. Satu berada di Pangkalan Lada Kabupaten Kotawaringin Barat dan satu lagi berada di Desa Mekar Mulya, Kabupaten Lamandau.
Melihat potensi keuntungan yang besar bagi petani yang bersertifikat RSPO, kini banyak petani yang tertarik dan ingin bergabung. Di tahun 2024 ini, pihaknya telah mendapat tambahan anggota dari desa-desa lain di Kecamatan Sematu Jaya, dengan total lahan untuk surveilance 1 sejumlah 1.500 hektare dengan jumlah petani sebanyak 454 petani.
"Hingga tahun 2025 BUMDes membatasi keanggotaan hanya mencapai maksimal 2000 hektare. Artinya hanya kurang sekitar 497 hektare lagi. Untuk itu bagi para petani di Desa Mekar Mulya yang masih belum bergabung, mari bergabung bersama kami . Syaratnya hanya fotokopi KK, KTP, SHM/SPPT/SKT. Per nama maksimal 20 hektare," tambahnya.
Sementara itu Camat Sematu Jaya Purwanto mewakili Bupati Lamandau mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian sertifikasi RSPO dimana petani mendapat manfaat secara finansial. Ia berharap kedepan para petani ini juga dapat memiliki sertifikasi ISPO atau Indonesian Sustainable Palm Oil. Hal ini menjadi wajib sesuai dengan Perpres no 44 tahun 2020, bahwa sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil atau ISPO adalah bersifat wajib.
"Sertifikasi ini tidak hanya mengikat perusahaan, tetapi juga mengikat hingga ke petani swadaya dimana mereka harus sudah melakukan sertifikasi ISPO dalam 5 tahun sejak diundangkan atau berlakunya Perpres tersebut," ucap Purwanto.
Kades Mekar Mulya Herlangga Triatmaja Hadiwijaya mengatakan bahwa pihaknya bersyukur bahwa BUMDes telah mampu mandiri dan memajukan perekonomian masyarakat, bahkan membawa nama desa hingga ke tingkat global. BUMDes bahkan juga telah memberikan pemasukan pendapatan asli desa. Untuk itu dia mengapresiasi para pengurus BUMDes yang telah bekerja keras dalam menyusun persyaratan hingga terbit RSPO, yang dalam pelaksanaannya juga didampingi oleh PT Sawit Sumbermas Sarana dan mendapat sponshorship dari PT Ecogreen Oleochemicals.
"RSPO ini berkaitan dengan manajemen kebun. Jadi bukan hanya keuntungan ekonomi saja yang didapatkan, tapi para petani juga dapat ilmu melalui pelatihan dan sosialisasi terkait pengelolaan kebun yang baik dan benar serta ramah lingkungan. Seperti BMP , pengendalian gulma, pemupukan, K3, NKT/HCV, hak pekerja dan lainnya," ungkapnya.
Dia kembali mengajak warganya yang masih ragu dan belum bergabung agar segera bergabung mumpung masih ada kuota tersedia, karena telah terbukti kepemilikan sertifikat RSPO sangat menguntungkan bagi petani sawit.
"Dengan adanya RSPO telah mematahkan anggapan bahwa sawit itu merusak lingkungan. Di sini kebun sawit masyarakat dikelola dengan baik, tidak merusak lingkungan dan memperhatikan keamanan pekerja," tutupnya. (mex/yit)