KUALA KURUN - Penjabat (Pj) Bupati Gunung Mas (Gumas) Herson B Aden menyampaikan pidato pengantar nota keuangan tentang Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2024, di DPRD setempat, Senin (29/7).
"Pada prinsipnya, raperda Perubahan APBD 2024 ini tidak sekedar memenuhi keinginan mengubah APBD yang ada, tetapi harus dilakukan karena terjadinya hal-hal pokok," ujarnya.
Diuraikannya, hal pokok itu yakni perkembangan yang tidak sesuai lagi dengan asumsi semula dalam kebijakan umum APBD 2024. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antarunit organisasi, kegiatan dan jenis belanja. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun 2023 harus disesuaikan di 2024 dan kebijakan yang harus sesuai berdasarkan amanat kebijakan pusat.
"Perubahan APBD ini dilakukan untuk penyesuaian dan menyinkronisasikan berbagai kebijakan dari pemerintah pusat," tegas Herson.
Dia menuturkan, perubahan APBD juga perlu dilakukan sebagai tindakan korektif, yang bercermin pada kondisi riil pendapatan, kebutuhan belanja, dan pembiayaan, sehingga perubahan mencerminkan fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi dan distribusi yang oleh diemban pemerintah, dalam menjalankan tugas pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.
"Dengan demikian, akan berdampak untuk menuju peningkatan kualitas pelayanan dan kesejahteraan masyarakat," imbuh Herson.
Terkait komposisi rancangan Perubahan APBD 2024 disampaikannya, yakni pendapatan Rp1.485.008.317.775, dan belanja Rp1.523.327.390.374. Dengan defisit Rp38.319.072.599. Uraiannya; pendapatan semula ditargetkan Rp1.248.069.545.775, setelah perubahan menjadi Rp1.485.008.317.775, bertambah Rp236.938.772.000 atau naik 18,98 persen.Sedangkan belanja, semula ditarget sebesar Rp1.404.290.475.252, setelah perubahan menjadi Rp1.523.327.390.374, atau bertambah Rp119.036.915.122, naik 8,48 persen.
"Untuk penerimaan pembiayaan daerah, semula ditargetkan Rp167.379.929.477, setelah perubahan jadi Rp49.478.072.599, atau berkurang Rp117.901.856.878,00 atau turun 70,44 persen," ungkap Herson.
Sejauh ini tambahnya, pertumbuhan ekonomi triwulan pertama 2024 tumbuh 6,52 persen. Sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 18,58 persen. Sementara sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi minus 7,83 persen. Disebabkan menurunnya harga batu bara dan fluktuasi pasar.
"Kalau sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh sebesar 6,53 persen. Bila berdasarkan tahun 2023, terjadi penurunan dari awalnya 6,67 persen,"tandas Herson B Aden. (arm/gus)