SAMPIT – Pembangunan Rice Milling Plant (RMP) di Desa Lampuyang, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS), Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), diharapkan menjadi solusi bagi berbagai permasalahan yang selama ini dihadapi para petani di daerah tersebut.
Fasilitas penggilingan gabah itu bukan hanya akan meningkatkan kualitas beras lokal, tetapi juga berpotensi meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, serta mendorong pertumbuhan ekonomi Kotim.
Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Kotim Shalahuddin menjelaskan, RMP tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing beras hasil produksi petani lokal.
”RMP ini dilengkapi dengan serangkaian mesin canggih yang dirancang untuk menghasilkan beras dengan kualitas premium, serta memiliki rendemen yang tinggi,” ujarnya, saat meninjau pembangunan RMP beberapa waktu lalu.
”Dengan kapasitas pengering sebesar 10 ton per jam dan pengolahan beras sekitar 3,5 hingga 4 ton per jam, kami berharap RMP ini dapat menghasilkan beras berkualitas tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan nasional,” ujarnya.
Shalahuddin menekankan, keberadaan RMP akan memberikan dampak positif bagi petani di Kotim. Melalui fasilitas pengolahan yang lebih efisien, petani di Kotim dapat menjual hasil panen mereka dengan harga lebih menguntungkan.
”Selain itu, RMP ini juga diharapkan dapat menyerap hasil panen dari kabupaten lain, sehingga memperluas dampaknya bagi sektor pertanian di Kalteng," katanya.
Pembangunan RMP juga mendukung tujuan jangka panjang untuk meningkatkan kemandirian pangan daerah.
”Dengan adanya fasilitas pengolahan padi yang lebih modern dan efisien, diharapkan akan tercipta lapangan kerja baru serta mendongkrak perekonomian lokal,” katanya.
RMP diperkirakan akan mulai beroperasi dalam beberapa bulan ke depan. Pemkab Kotim optimistis proyek itu akan menjadi contoh keberhasilan dalam memperkuat sektor pertanian di Kotim.
Shalahuddin berharap agar proyek tersebut dapat menjadi model bagi daerah lain di Kalteng dalam meningkatkan kualitas dan daya saing produk pertanian mereka.
”Dengan adanya RMP, diharapkan kualitas beras asal Kotim dapat diakui lebih luas dan menjadi unggulan yang mampu bersaing di pasar nasional,” ujar Shalahuddin.