KUALA KURUN - Prevalensi stunting di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) yang berdasarkan elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) tahun 2024 mengalami penurunan sebesar lima persen. Hal tersebut disampaikan pada saat kegiatan publikasi stunting tingkat kabupaten Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) setempat.
Prevalensi stunting secara konsisten turun sejak tahun 2020 yakni 22,87 persen, lalu di tahun 2021 turun 20,16 persen, tahun 2022 turun 17,9 persen, tahun 2023 turun 16,37 persen, dan tahun 2024 turun 10,39 persen.
Sekda Gumas Richard mengatakan, dalam program percepatan penurunan stunting, pemerintah melakukan intervensi melalui pendekatan multisektor mengarah peningkatan kualitas intervensi spesifik dan sensitif, terutama melalui pemenuhan seluruh indikator. Penurunan stunting memerlukan pendekatan yang menyeluruh, yang harus dimulai dari pemenuhan prasyarat pendukung.
"Intervensi gizi akan memperoleh hasil lebih optimal apabila dilakukan secara terintregrasi, melalui lintas program dan lintas sektor," ujarnya.
Publikasi stunting yang dilakukan saat ini adalah paparan data stunting berdasarkan data e-PPGBM, yakni data yang diperoleh dari pemantauan tumbuh kembang balita di posyandu, puskesmas, puskesmas pembantu (pustu), serta diinput ke dalam e-PPGBM.
"Ini merupakan upaya pemerintah melalui dinas kesehatan untuk mendapatkan data prevalensi stunting di tingkat puskesmas, desa, kelurahan, dan kecamatan," terangnya.
Dengan data hasil publikasi ini, maka pendekatan percepatan penurunan stunting lebih tepat pada lokus penanganan dan dilakukan dengan penguatan aspek pencegahan dengan memperluas sasaran strategis, terutama di sektor hulu melalui sasaran remaja putri, calon pengantin, pasangan usia subur, hingga sasaran ibu dan bayi yang memiliki resiko stunting hingga usia lima tahun.
Kabid Kesehatan Masyarakat Heriyanto menuturkan, publikasi stunting dilakukan dalam rangka menyampaikan data prevalensi stunting terkini pada skala layanan puskesmas, kecamatan, kelurahan dan desa, berdasarkan hasil pengukuran tinggi badan anak bawah lima tahun di tahun 2024.
"Hasil publikasi stunting nanti akan menjadi bahan evaluasi intervensi stunting, sebagai bahan untuk perumusan pemecahan masalah dan memantau proses perencanaan dalam percepatan penurunan stunting," pungkasnya. (arm/yit)