PALANGKA RAYA – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) Riska Agustin, mengingatkan semua pihak untuk meningkatkan sinergi dalam merealisasikan target pelaksanaan pembangunan daerah tahun 2025 ini.
Menurutnya, kondisi ekonomi global yang tumbuh melambat. Selain itu inflasi, gangguan rantai suplai, perubahan iklim hingga ketegangan geopolitik tidak hanya berdampak secara nasional, namun juga dapat berdampak pada kondisi daerah.
“Jadi masalah-masalah nasional dan yang terjadi secara global memang juga akan kita rasakan, karena akan ada dampaknya juga. Inilah yang perlu disikapi bersama kalau bicara bagaimana tantangan di 2025,” ujar Riska, kemarin.
Ia juga menyebutkan masalah lain yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, pengendalian inflasi, hingga kenaikan harga barang akan menjadi isu serius yang akan disikapi di tengah upaya percepatan pembangunan.
Hal ini tidak lepas dari sejumlah kebijakan pemerintah pusat, seperti kenaikan Pajak Penambahan Nilai dan cukai 12 persen, pengetatan penyaluran subsidi BBM dan kenaikan energi melalui sistem Nomor Induk Kependudukan (NIK), pengenaan kenaikan opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
“Pasti akan memberikan dampak ekonomi baik tekanan inflasi, kenaikan harga barang yang mungkin nanti sangat dirasakan masyarakat khusus kelompok masyarakat menengah dan kurang mampu,” papar Riska.
Menurut Politikus Partai Golkar ini, untuk mengatasi persoalan tersebut pemerintah harus tetap ingat bahwa peningkatan pendapatan daerah PAD menjadi sangat penting, dengan tetap mendorong kesejahteraan dan keselamatan rakyat.
Ditegaskannya, pemerintah dan DPRD ditantang mempergunakan keuangan daerah secara baik dan bertanggungjawab sesuai prinsip-prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik, karena uang yang dikelola dan manfaatkan berasal dari masyarakat melalui pungut pajak dan retribusi.
“Meski tantangan pembangunan itu ada, tetap saja yang berkaitan dengan peningkatan PAD dan upaya mendorong kesejahteraan masyarakat ini menjadi yang paling utama,” pungkas Riska Agustin. (sho/gus)
