NANGA BULIK - Bulan Maret, sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan, akan mengalami cuaca ekstrim. Untuk itu dalam rapat inflasi kemarin (10/3) juga dibahas terkait antisipasi cuaca ekstrem pada periode Idulfitri 1446 H. Rapat diikuti oleh Pj Bupati Lamandau Said Salim beserta instansi terkait secra virtual.
"Dalam rapat tersebut, pemkab diminta melakukan mitigasi risiko kejadian bencana yang dapat mengganggu kelancaran aktivitas arus mudik," beber Kepala BPBD Lamandau Hendikel saat dikonfirmasi usai rapat.
Lamandau tidak memiliki bandara maupun pelabuhan. Sebagai wilayah Lamandau yang dilintasi jalur Kalteng-Kalbar masih terdapat beberapa titik ruas jalan yang sering terendam banjir saat curah hujan tinggi.
"Di daerah Jalan Trans Kalimantan, daerah Penopa hingga Kudangan beberapa kali terendam, terutama saat hujan deras, bahkan terkadang sampai lumpuh total," ucapnya.
Sesuai arahan Mendagri, pemkab akan segera memetakan potensi terjadinya bencana alam dan non alam, serta mengoordinasikan langkah-langkah antisipasi penanganannya pada saat terjadi dan pascabencana alam.
"Menyiapkan rencana kontijensi termasuk melakukan gladi kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana, dan menyiagakan tim reaksi cepat (TRC) multi sektor yang dapat digerakkan sewaktu-waktu bila terjadi bencana untuk melakukan respon cepat," tegasnya.
Selain itu juga akan menyiagakan petugas pompa untuk mengantisipasi genangan-genangan air pada jalur mudik.
Berdasarkan prediksi BMKG, tanggal 10-16 Maret ada potensi hujan tinggi yang dipengaruhi oleh kombinasi beberapa kondisi dinamika atmosfer seperti gelombang atmosfer kelvin dan low frequency yang diperkirakan akan tetap aktif hingga sepekan ke depan, yang mampu meningkatkan aktivitas konvektif di lndonesia. Ada peningkatan probilitas hujan, khususnya pada periode siang hingga menjelang malam hari. (mex/yit)