KUALA KURUN - Berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia (SKI) pada tahun 2023, angka prevalensi stunting Kabupaten Gunung Mas (Gumas) kembali mengalami penurunan yakni 12,9 persen. Capaian itu tentu harus dipertahankan bahkan kembali diturunkan.
"Stunting masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Untuk menguranginya, perlu upaya peningkatan pola hidup sehat bagi masyarakat di kota maupun desa," ucap Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gumas Nomi Aprilia, Kamis (15/5/2025).
Dia menyampaikan, upaya peningkatan kesehatan masyarakat melalui cara pola hidup sehat sangat diperlukan, karena itu merupakan faktor penting menuju Kabupaten Gumas yang bisa menghasilkan generasi muda berkualitas dan berdaya saing.
"Kesehatan itu penting terhadap kehidupan. Jangan sampai lagi ada anak mengalami stunting kedepan. Kami tidak ingin yang seperti itu terjadi lagi," tegas Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Dalam pencegahan stunting, lanjut dia, diperlukan peran dari semua instansi terkait untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman terkait pentingnya asupan gizi yang seimbang, dan mengkampanyekan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) ke masyarakat.
"Instansi terkait harus berperan maksimal memberi pengetahuan dan pemahaman mengenai penting gizi yang seimbang, dan menggalakkan program PHBS ke setiap masyarakat," jelas Nomi.
Terpisah, Kabid Kesehatan Masyarakat Heriyanto menyampaikan banyak faktor pemicu stunting, seperti kurang gizi dalam waktu lama, kurang higinitas, pola rawat anak kurang tepat, dekatnya jarak antara kelahiran, kurangnya pemberian ASI eksklusif, perilaku BAB di ruang terbuka, serta kurangnya ketersediaan pangan rumah tangga.
"Dengan pemicu itu, akan berakibat pada anak yang rentan sakit dan infeksi, terhambatnya pertumbuhan fisik, perkembangan intelegensi, serta pengetahuan. Kami ingin masyarakat memahami pentingnya gizi seimbang dan membiasakan PHBS," tukasnya. (arm/fm)