SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tengah menyiapkan langkah strategis untuk mengembangkan Dermaga Pelangsian agar menjadi salah satu penggerak ekonomi daerah sekaligus sumber baru pendapatan asli daerah (PAD).
Dermaga yang berada di pinggir Sungai Mentaya, Desa Pelangsian, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, ini mulai menunjukkan geliat aktivitas bongkar muat sejak difungsikan pada 2021. Kini, pemerintah daerah melihat peluang besar dari potensi pelabuhan tersebut.
“Dalam sehari bisa ada tujuh hingga delapan kapal yang antre bongkar muat. Ini menunjukkan kebutuhan yang tinggi dan dermaga ini layak dikembangkan,” kata Plt Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Kotim Rody Kamislam.
Dermaga Pelangsian dibangun dengan dana APBN pada 2014 dan rampung setahun kemudian, lalu dihibahkan ke pemerintah daerah. Sejak dioperasikan saat awal masa jabatan Bupati Halikinnor, dermaga ini perlahan memberi kontribusi terhadap PAD.
Kini, Pemkab menggandeng PT Krakatau Bandar Samudera melalui nota kesepahaman yang ditandatangani Bupati Halikinnor di Jakarta, 27 Mei lalu. Kolaborasi ini menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan anggaran daerah dalam pengembangan fasilitas pelabuhan.
“Kerja sama ini untuk mendukung pembiayaan dan percepatan pengembangan dermaga. Pemerintah daerah akan fokus pada perizinan dan dukungan administratif,” ujar Rody.
Secara teknis, pengembangan akan dijalankan oleh BUMD PT Habaring Hurung melalui anak usahanya PT Alur Mentaya Sejahtera. Penguatan regulasi juga sudah dimiliki lewat dua perda, yakni Perda Nomor 11 Tahun 2013 tentang pembentukan BUMD jasa kepelabuhanan, serta Perda Nomor 8 Tahun 2017 tentang retribusi kepelabuhanan.
Langkah awal yang akan dilakukan yakni studi kelayakan, yang kemudian dilanjutkan dengan pembahasan teknis bersama PT Krakatau Bandar Samudera.
“Jika pengembangan berjalan sesuai rencana, Dermaga Pelangsian akan menjadi simpul ekonomi baru sekaligus memperkuat posisi Kotim sebagai daerah strategis di jalur perdagangan sungai,” pungkas Rody. (yn/yit)