PALANGKA RAYA – Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) Sengkon, meminta pemerintah provinsi ini agar lebih serius dalam mendukung program ketahanan pangan. Terutama melalui penguatan peran penyuluh dan kesiapan petani di lapangan.
Ia menegaskan, pembukaan lahan dalam skala besar akan sia-sia apabila tidak diiringi dengan faktor pendukung yang memadai. “Kalau kita buka lahan sebanyak-banyaknya tapi tidak didukung oleh kesiapan petani, ketersediaan penyuluh, dan stabilitas sosial di masyarakat, ya percuma. Program itu bisa gagal,” ujarnya, belum lama ini.
Sengkon mencontohkan kegagalan program cetak sawah yang penah terjadi di Kabupaten Katingan pada tahun 2017–2018. Menurutnya, beberapa lahan sawah yang dicetak untuk mendukung swasembada pangan justru terbengkalai dan tidak dimanfaatkan hingga kini.
“Itu jadi pelajaran penting. Harus ada evaluasi dari pemerintah. Jangan sampai cetak sawah hanya selesai di atas kertas, tapi tidak dimanfaatkan masyarakat,” tegasnya.
Sengkon juga menegaskan perlunya sosialisasi dari dinas teknis kepada masyarakat sebelum program itu dilaksanakan. Ia mengingatkan agar jangan sampai timbul konflik akibat kurangnya pemahaman atau dukungan dari masyarakat, terhadap program yang dijalankan.
“Kalau tidak ada dukungan dari masyarakat, malah bisa jadi pertentangan. Maka penting ada pendekatan dan pemahaman sejak awal,” imbuhnya.
Dirinya pun berharap, setiap rupiah anggaran yang digelontorkan pemerintah, terutama dalam program ketahanan pangan yang bernilai triliunan rupiah, benar-benar bisa memberi manfaat. Ditegaskannya, Kalteng memiliki peluang besar untuk menjadi lumbung pangan nasional, asalkan program dijalankan dengan perencanaan yang matang.
“Kita pernah punya contoh yang cukup berhasil seperti budidaya singkong. Tapi banyak juga yang belum optimal. Sayang uang negara kalau hasilnya tidak maksimal,” pungkas Sengkon.(ktr-1/gus)