PALANGKA RAYA- Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), melaksanakan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) sebagai salah satu upaya menekan dan menangani gangguan pertumbuhan fisik dan mental pada bayi di daerah setempat.
“Program Genting ini menjadi salah satu program unggulan yang terus berjalan efektif," kata Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin di Palangka Raya, Selasa.
Dia menerangkan Program Genting melibatkan berbagai pihak, mulai dari pejabat Pemkot Palangka Raya, pihak swasta, rumah sakit, perguruan tinggi, hingga masyarakat umum, untuk menjadi orang tua asuh bagi bayi dua tahun (baduta) yang mengalami stunting.
Pada 2025 ini total sasaran baduta Genting sebanyak 142 anak, dengan melibatkan unsur pejabat pemerintah, perhotelan, rumah sakit, perguruan tinggi, dan masyarakat sebagai orang tua asuh,” kata Fairid.
Selain itu Pemkot Palangka Raya juga meluncurkan dua program perumahan bagi keluarga sasaran baduta Genting yakni program rumah cicilan murah dan program bedah rumah.
“Dari 142 keluarga baduta Genting, kami menemukan ada 52 keluarga yang belum memiliki rumah sendiri. Pemerintah akan memprioritaskan mereka sebagai penerima program rumah tanpa DP dan cicilan ringan antara Rp500 ribu hingga Rp700 ribu,” kata Fairid.
Sementara itu bagi keluarga yang sudah memiliki rumah namun dalam kondisi tidak layak huni, Pemkot Palangka Raya juga mengalokasikan bantuan bedah rumah.Ditemukan 45 keluarga yang punya rumah sendiri, namun tujuh diantaranya dalam kondisi tidak layak. Maka tujuh keluarga ini akan kami prioritaskan untuk menerima bantuan bedah rumah,” ucapnya.
Fairid menyampaikan angka prevalensi stunting di Palangka Raya pada 2024 tercatat sebesar 19,1 persen lebih rendah dari rata-rata nasional sebesar 19,8 persen.
“Angka ini menunjukkan tren penurunan dari tahun ke tahun. Kami terus berupaya agar prevalensi stunting bisa ditekan semaksimal mungkin dengan melibatkan semua elemen,” ujar Fairid.
Dia menambahkan pada 2024 tercatat sebanyak 238 balita stunting menjadi sasaran prioritas penanganan. Sementara itu pada 2025 terdapat 19 dari 30 kelurahan di Palangka Raya yang ditetapkan sebagai lokus penanganan stunting.
Dengan pendekatan konvergensi lintas sektor serta keterlibatan aktif masyarakat, Fairid berharap angka stunting di Kota Palangka Raya terus menurun. Ia menekankan pentingnya menciptakan generasi muda yang sehat, cerdas, dan berkualitas, untuk masa depan daerah.(ant/gus)