KASONGAN - Sejumlah perajin rotan di Kota Kasongan mengaku sepi pesanan akhir-akhir ini baik kursi, meja maupun kerajinan lainnya. Sepi pesanan kemungkinan besar ada kaitannya dengan perekonomian yang mulai melemah karena rupiah semakin tergerus dengan dolar yang saat ini sudah mencapai level sekitar Rp 14.650.
"Awal tahun kemarin, kita masih lumayanlah dalam sebulan itu masih bisa dapat pesanan empat sampai enam kali kerajinan rotan ini, tapi sudah hampir tiga bulan ini, pesanan sepi," keluh Rendi, Senin (5/10).
Ia mengaku tidak tahu persis penyebab sepinya pesanan kerajinan rotan ini. Namun Randi memprediksi, sepinya pesanan ini karena kondisi perekonomian masyakarat sedang sulit. "Selain kursi, meja dari rotan saya juga bisa membuat berbagai kerajinan seperti tas, keranjang sampah, lampit dan beberapa barang kerajinan lainnya," katanya.
Menurut pemuda ini, meja dan kursi rotan merupakan kerajinan yang paling banyak dipesan warga. Sedangkan kerajinan lain seperti tas, jumlah pesanan tidak sebanyak dua barang tersebut. Imbas dari sepinya pesanan ini, Rendi bersama rekan-rekan seprofesinya terpaksa mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Dia sebenarnya ingin memproduksi kerajinan rotan dalam skala besar. Namun impiannya itu harus pupus akibat terbentur modal. Ia berharap Pemkab Katingan bisa memperhatikan nasib para perajin rotan ini, “misalnya, pemerintah bersedia membeli kerajinan hasil karya kita, sehingga kita tidak kesulitan usaha. Pemerintah bisa memamerkan atau mempromosikan hasil kerajinan kita ini kepada masyarakat Kalteng bahkan sampai keluar Kalimantan," harapnya. (agg/fin)