SAMPIT – Rasmono (25) warga Desa Sumber Makmur, Kecamatan Telawang dan Sumaat alias Kuwat (32) pendatang asal Wonosobo, Jawa Tengah bakal duduk sebagai pesakitan di Pengadilan Negeri Sampit.

Keduanya terlibat kasus pembunuhan Mahlur sopir travel pada Senin 29 Juni 2015 sore di areal PT Globalindo Alam Persada (GAP) Dusun Rongkang, Desa Natai Baru, Kecamatan Mentaya Hilir Utara (MHU).

Ketika pelimpahan berkas tahap II di Kejari Sampit, Senin (12/10). Kedua tersangka mengaku nekat menghabisi Mahlur lantaran kesal karena korban marah-marah.

“Kami minta diantar, tapi kami tidak punya uang dan saya menyerahkan HP (handphone), dia malah menghubungi temannya mengajak mau memukul kami,” cerita Rasmono.

Lanjut cerita Rasmono, karena merasa diancam, dirinya mengambil kayu lalu memukul korban. Melihat itu, Kuwat ikutan menghabisi korban.

Setelah korban dipastikan tewas, kedua tersangka membuang korban ke parit, kemudian mengambil dompet berisi uang Rp 1,5 juta dan uang Rp 6,1 juta dari saku kiri celana korban serta handphone.

”Setelah kami pukul, dia (korban) kami buang dan kami langsung kabur. Niat kami tidak merampok. Karena takut masuk penjara, kami kabur ke Jawa,” beber Rasmono.

Kedua tersangka kabur membawa mobil korban, kemudian di tengah perjalanan mobil ditinggal di jalan dan keduanya kabur ke pulau Jawa.

Dari catatan kriminalnya Rasmono sudah dua kali masuk penjara, sebelumnya terjerat kasus tindak pidana pencurian, sementara Kuwat baru kali pertama.

Sebelum musibah terjadi, korban mengantar para tersangka ke PT GAP dengan biaya carter sebesar Rp 500 ribu dan dibayar di lokasi.

Atas perbuatannya, keduanya dijerat dengan pasal 338 KUHP jo pasal 55 ayat (1) ke -1 KUHP dan pasal 363 ayat (1) ke-4 KUHP. (co/fm)