PANGKALAN BUN – Komando Distrik Militer (Kodim) 1014 Pangkalan Bun telah menyita 30 pasang sandal bertuliskan dalam kaligrafi Surah Al-Ikhlas. Penyitaan barang dari empat pedagang di sepanjang Jalan Pangeran Antasari, Kelurahan Mendawai, itu juga melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), serta Polres Kobar.
Sandal dengan merk Glacio g-2079 itu dikhawatirkan menimbulkan masalah. Sebab, telapak kaki sandal tersebut bertuliskan kaligrafi Surah Al-Ikhlas yang akan terbaca dengan jelas jika mengecap di tanah.
Kodim 1014 akan mengusut tuntas terkait dugaan kasus penistaan agama. Keberadaan sandal asal Jawa Timur ini masih diselidiki demi mengantisipasi terjadinya kesalahpahaman antarumat beragama.
Sejumlah sandal yang disita kemudian diserahkan kepada Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kobar Ustad Sholeh Anshori, untuk dimusnahkan dalam waktu dekat.
Sementara itu, keempat pedagang mengaku tidak mengetahui sandal tersebut terdapat ayat suci Alquran. Pedagang baru mengetahui setelah dicontohkan oleh salah satu petugas yang meletakkan sandal tersebut di atas pasir. Bekas telapak sandal tersebut membentuk tulisan kaligrafi Surah Al-Ikhlas .
Para pedagang tidak ditahan, tapi hanya diberikan teguran agar tidak mengulangi kembali perbuatannya dan teliti dalam memilih barang yang akan dijual kepada konsumen.
Penyitaan sandal berjalan kondusif tanpa ada peralawanan dari pedagang. Ada pun toko yang disita barang dagangnya adalah Toko Eka Jaya dengan pemilik Eka, Toko Semangat milik Sugiyanto, Toko Alfani milik Meliana, dan pedagang kaki lima atas nama Yuyun.
Menanggapi hal ini, Komandan Kodim 1014 Pangkalan Bun membenarkan adanya penyitaan 30 buah pasang sandal yang dilakukan anak buahnya beserta tim dari FKUB, MUI, dan Polres Kobar. Dirinya akan terus menjaring sandal kontroversial dari pedagang kaki lima dan pasar-pasar. Kodim juga mengimbau agar masyarakat tidak terpancing dangan oknum-oknum yang melecehkan salah satu agama yang memperkeruh suasana.
"Agar masyarakat Pangkalan Bun dan sekitarnya mengetahui dan sadar serta tidak mudah terprovokasi oleh oknum yang tidak senang terhadap kondisi yang kondusif di Pangkalan Bun, apalagi menghadapi pilkada, sekaligus sebagai antisipasi terhadap hal-hal yang tidak kita inginkan," ujar Suparman, melalui pesan singkat. (rm-70/yit)