SAMPIT –Tindak kriminal penusukan berlatar belakang pemalakkan terjadi di sekitar kawasan Stadion 29 Nopember Sampit pada Minggu (18/10) malam lalu. Korbannya yakni salah seorang pelajar SMP inisial HR (15), ketika sedang nongkrong bersama teman sebayanya sekitar pukul 21.35 WIB.
Dari informasi yang dihimpun, korban ditusuk orang tak dikenal ketika sedang buang air kecil di kawasan tersebut dan terpisah sekitar 30 menit dari tiga temannya yakni MF (14), AU (13) dan DV (14). Korban diketahui temannya tertusuk, ketika hendak disusul karena terlalu lama buang air kecil. Namun, korban yang sudah dalam keadaan terluka di punggung kanan dan leher belakang, lebih dahulu berteriak kepada temannya agar cepat pergi dari lokasi tersebut.
Kapolsek Baamang Iptu Sutardi membenarkan kejadian tersebut, hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut.
“Benar, TKP di Areal Taman Stadion 29 Nopember. Kita ketahui ada empat pelajar SMP, salah satunya dianiaya, diperkirakan pelaku enam orang. Hingga saat ini laporan tersebut masih dalam penyelidikan,” terangnya, Senin (19/10) kemarin.
Berdasarkan laporan yang diterima Polsek Baamang, sebelum ditusuk korban yang sedang buang air kecil dicegat oleh sekelompok orang yang meminta uang dan rokok kepadanya. Akan tetapi korban tidak bisa memberikan apa yang diinginkan pelaku dan korban menawarkan untuk mengambilnya di dalam jok sepeda motor yang dikendarainya.
“Korban saat buang air kecil, dihampiri sejumlah orang dan memalak korban, namun saat itu dompet dan rokok korban diakuinya ada didalam jok motor. Akan tetapi pelaku marah dengan jawaban korban karena dianggap melawan dan memaksanya untuk memberikan apa yang mereka mau, namun tidak terpenuhi. Dengan begitu pelaku langsung menganiayaa korban dengan senjata tajam (sajam), korban lari dengan luka-luka,” papar Sutardi.
Kemudian lanjutnya, korban bersama ketiga rekannya pergi dari lokasi itu dan di Jalan Hasan Mansyur berhenti di Puskesmas Baamang II untuk minta pertolongan medis. Setalah itu korban i dirujuk ke RSUD Dr Murjani untuk mendapatkan pertolongan selanjutnya.
Atas kejadian itu, Sutardi juga mengingatkan kepada para orang tua, agar mengawasi ketat anaknya yang masih duduk dibangku SMP supaya tidak keluyuran di malam hari.
“Mereka ngapain malam-malam di situ. Orang tuanya harus mengawasi anaknya, apalagi mereka terdiri laki-laki dan perempuan. Jika nongkrong cari tempat yang jelas, jangan di tempat gelap seperti itu, bisa mengundang kejahatan,”tegas Sutardi. (rm-66/gus)