SAMPIT – Seringnya pemadaman listrik, membuat citra Perusahaan Listrik Negara (PLN) buruk bagi masyarakat Kota Sampit dan sekitarnya. Menurut PLN, hal ini tak luput dari imbas kebakaran lahan dan hutan yang mengakibatkan jaringan listrik mereka putus dan rusak.
”Memang dampak yang sangat terasa adalah pelayanan kami terganggu karena sering terjadi pemadaman, sehingga wajar sebagian pelanggan kami merasa kecewa, bahkan mengancam demo,” kata Manajer PLN Ranting Sampit Ginter Theo Limin, Selasa (20/10).
Terkait pemadaman yang sering terjadi akhir-akhir ini, Ginter menjelaskan, hal tersebut terjadi karena kekurangan daya listrik PLN Sampit. Faktor penyebab defisit daya tersebut, di antaranya, cuaca seperti sekarang. Selain itu, adanya perawatan alat pada PLTD maupun PLTU yang memasok daya.
”Hal tersebutlah yang memicu penurunan daya pembangkit listrik. Perlu pekerjaan ekstra pembersihan filter akibat pencemaran udara yang banyak mengandung molekul berbahaya mengakibatkan turunnya daya mampu pembangkit,” ujarnya.
Sebelumnya, sebagian warga sempat mengancam akan mendemo PLN. PLN dinilai sering melakukan pemadaman listrik tanpa alasan yang jelas.
”Kami akan melakukan demo, apabila tidak ada kejelasan dari pihak PLN mengenai pemadaman listrik secara berulang-ulang pada malam hari,” kata Sapran, warga Kecamatan Cempaga, Minggu (18/10).
Menurut Sapran, pemadaman listrik di tempatnya sangat mengganggu warga. Apalagi pada malam hari, sebagian besar warga yang bekerja siang, tentu sangat kelelahan dan perlu istirahat.
Tak hanya itu, warga juga mengeluhkan banyaknya peralatan eletronik mereka yang mengalami kerusakan. Hal ini membuat warga geram dengan PLN. Warga juga emosi lantaran tagihan listrik selama ini membengkak.
”Ini tidak sesuai dengan pelayanan yang kami terima. Setiap kami melakukan pembayaran, tagihan listrik terus mengalami kenaikan,” tegasnya. (oes/ign)