SAMPIT – Perilaku tidak menyenangkan dialami dua anggota DPRD Provinsi Kalteng, Hj Iswanti dan HM Fahrudin saat pelaksanaan debat kandidat calon bupati dan wakil bupati Kotim tahap kedua, Kamis (6/11) malam. Mereka sempat dihalangi masuk ke dalam gedung oleh oknum protokoler Pemkab Kotim.
Informasi yang dihimpun Radar Sampit, protokoler yang bertugas di depan ruang tunggu VIP Gedung Serbaguna Sampit berinisial SPK itu langsung menghadang dengan kedua tangannya ketika dua wakil rakyat dari dapil Kotim dan Seruyan akan memasuki ruang VIP. Sempat terjadi debat, namun protokoler lainnya mengizinkan Iswanti masuk ke ruang VIP tersebut.
Iswanti menyesalkan kejadian itu. Padahal, dirinya hadir berdasarkan undangan resmi dari KPU Kotim dengan kapasitas sebagai anggota DPRD Provinsi, bukan sebagai tim sukses atau pendukung salah satu pasangan calon.
”Memang benar, sempat terjadi penghalangan. Saya sangat menyayangkan sikap yang seperti itu bisa terjadi dari protkoler,” kata Iswanti kepada Radar Sampit, Jumat (6/11).
Meski demikian, Iswanti mengaku tidak terlalu mempersoalkan masalah itu. Namun, jika dibiarkan, hal serupa bisa berlanjut dan terjadi dalam acara resmi lainnya. Semestinya, kata Iswanti, protokoler yang professional bisa melihat situasi dan tidak mengecewakan pihak yang sudah diundang.
”Ke depannya kita berharap agar protokoler Pemkab Kotim bisa ditingkatkan lagi kemampuan untuk mengarah keprofesionalismeannya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di lapangan, biar nggak salah-salah lagi,” katanya.
Terpisah, Kabag Humas dan Protokoler Pemkab Kotim Multazam mengatakan, insiden itu terjadi karena protokoler yang ditugaskan di sekitar ruangan VIP saat itu masih baru. Saat itu ia fokus mengawal Pj Bupati Kotim Hadi Prabowo, sehingga tak bisa memantau kedatangan pejabat lainnya di acara tersebut.
”Kami secara kedinasan minta maaf atas hal ini yang kurang mengenakan ini,” kata Multazam.
Multazam berjanji akan menegur jajarannya agar kejadian serupa tidak terulang untuk kedua kali. ”Kami akan berikan teguran kepada protokoler kami atas hal tersebut, agar ke depannya tidak terulang. Yang pasti itu ada kesalahpahaman juga,” pungkasnya. (ang/ign)