PANGKALAN BUN – Sejak Agustus hingga pertengahan September ini tercatat sudah 2.683 warga Kotawaringin Barat yang terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Jumlah tersebut diprediksi akan terus naik, mengingat kondisi kualitas udara semakin memburuk seiring meluasnya kebakaran lahan.
Selain data di atas, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kobar juga mencatat ada 5.231 warga Kobar yang terjangkit ISPA pada periode Mei hingga Juli 2015.
”Data jumlah penderita ISPA kami peroleh dari laporan sementara 13 puskesmas. Kami juga masih menunggu laporan dari lima puskesmas lagi,” ungkap Haderawi, Kasi Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Dinkes Kobar, Rabu (9/9) siang.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kobar drg Indrawan Sakti mengatakan, kualitas udara di Kobar masuk kategori berbahaya bagi kesehatan. Pihaknya telah mengintruksikan petugas medis untuk memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal dan menyosialisasikan cara pencegahan ISPA.
Salah satu pencegahan yang dilakukan, adalah dengan membagikan masker kepada masyarakat yang berada di luar ruangan, agar tidak terhirup langsung udara yang dipenuhi asap tersebut.
”Disarankan juga agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan, kemudian perbanyak minum air putih, konsumsi makanan sehat dan bergizi supaya stamina kuat dan tidak terserang penyakit,” terang Indra.
Meski sampai saat ini sebagian besar penderita ISPA hanya berobat ke puskesmas terdekat, namun RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun juga bersiaga untuk menerima rujukan pasien yang diakibatkan oleh bencana kabut asap tersebut.
”Belum ada peningkatan pasien untuk kasus ISPA. Karena pasien yang ke RSUD itu bisa dibilang yang sudah tingkat lanjut sehingga puskesmas melakukan rujukan. Namun terkait kabut asap ini RSUD juga tetap siaga untuk segala kemungkinan yang terjadi,” ungkap Direktur RSUD Sultan Imanuddin dr Suyuti Syamsul.
Terpisah, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kobar Fahrizal Fitri mengatakan, kondisi udara saat ini sudah makin memburuk, tidak hanya di Pangkalan Bun. Kini seluruh kawasan di Kabupaten Kobar mulai merata terdampak kabut asap.
”Secara visual memang sudah sangat membahayakan bagi kesehatan, bahkan juga amat membahayakan bagi lalulintas baik darat, sungai, dan juga udara,” ujarnya. (sla/yit)