SAMPIT – Daftar pemilih tetap (DPT) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sampai hari pencoblosan, Rabu (9/12), masih kacau. Selain banyaknya warga yang tidak mendapatkan undangan atau menerima undangan ganda, warga yang sudah meninggal justru mendapat undangan memilih.
Hal itu terjadi di salah satu tempat pemungutan suara (TPS) 38 Jalan H Ikap, Kelurahan Mentawa Baru Hilir, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Orang yang meninggal sekitar dua tahun silam itu, masih terdata sebagai pemilih. ”Ya, memang ada, tapi karena kami tahu, jadi tidak kami bagikan,” kata Fachri Mashuri, ketua TPS tersebut, Rabu (9/12).
Disinyalir hal itu terjadi karena data yang tidak diperbarui. Padahal, data pemilih sebelumnya telah dilakukan diverifikasi ke panitia pemungutan suara (PPS). ”Sepertinya memang seperti itu. Termasuk juga data pemilih yang tak memiliki undangan dan dobel. Sudah diverifikasi, tapi ketika kembali KPU ternyata yang diterbitkan tetap data yang awal, tidak ada perubahan,” katanya.
Sementara itu, kasus tidak terima undangan juga berpengaruh terhadap partisipasi pemilih. Warga yang tidak menerima undangan mengaku tidak percaya diri datang ke TPS. ”Istri saya tidak dapat undangan pak,” kata Ferdi, salah seorang pemilih yang hadir di TPS .
Kendati demikian, petugas TPS tetap berupaya mengarahkannya untuk hadir. Warga yang tidak mendapat undangan atau formulir C-6, disarankan membawa kartu tanda penduduk (KTP) ke TPS. ”Kami juga bisa telepon yang bersangkutan untuk hadir,” kata petugas TPS.
Pantauan di sejumlah TPS, pelaksanaan pilbup berjalan lancar. Namun, jumlah pemilih yang hadir ke TPS lebih sedikit dibandingkan pilpres maupun pileg sebelumnya. ”Saya pagi-pagi sudah ke TPS. Saya kira sudah banyak orang, ternyata sedikit yang datang,” kata Hidayah, pemilih di salah satu TPS di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Di sisi lain, Komisi Pemilihan Umum Kotawaringin Timur tak ingin menyia-nyiakan suara warga. KPU berupaya melakukan upaya jemput bola dengan melakukan pemilihan di rumah sakit dan ruang tahanan Polres Kotim.
”Kami juga tidak ingin menyia-nyiakan suara warga Kotim lainnya yang ada di rumah sakit maupun di tahanan Polres,” kata Komisioner KPU Kotim Siti Fathonah, di sela pemilihan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Murjani Sampit. Pengadaan surat suara di dua tempat tersebut diambil dari surat suara cadangan dari TPS terdekat. Sekitar 100 orang dijemput hak pilihnya oleh KPU.
Banyak Golput
Kacaunya DPT Kotim disinyalir menjadi salah satu tingginya angka golongan putih (golput) alias warga yang tak menggunakan hak pilihnya. Sebagai contoh, TPS 4 Desa Telaga Baru, jumlah warga yang mencoblos hanya 217 orang. Padahal, jumlah DPT di TPS tersebut sebanyak 557 orang.
”Total pemilih ada 557 warga di lima RT, di antaranya RT 04, 13, 03, 05, dan 06. Ada 217 yang datang dan 247 warga sisanya. Sampai tengah hari tidak ada yang datang lagi," kata Ketua KPPS TPS 4 Muhajir, Rabu (09/12).
Menurutnya, warga setempat sebelumnya sudah diingatkan agar segera mengambil Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara Kepada Pemilih (C6) dengan ketua RT. ”Sudah ada sosialisasi sebelumnya kepada warga. Diberitahukan jika lima RT di Desa Telaga Baru akan memilih di TPS 4,” katanya.
Sementara itu, Kapolda Kalteng Brigjen Pol Fakhrizal mengatakan, secara keseluruhan, pelaksanaan Pilbup Kotim berjalan aman dan lancar. Dia meminta semua pihak untuk menghormati proses yang berjalan tanpa membuat kekacauan. Selain itu, tim sukses masing-masing calon juga diharapkan tak melakukan perbuatan yang melanggar hukum. (oes/mir/rm-71/ign)