PANGKALAN BUN - Sejak ditetapkan sebagai darurat asap Senin lalu, pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seleksi Konservasi Wilayah (SKW) II mulai menggelar pemadaman api gabungan, dengan melibatkan seluruh instansi terkait yang ada di Kobar. Hari ini, Kamis (10/9) konsentrasi pemadaman kebakaran lahan digelar di jalur Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama.
Kepala BKSDA SKW II Hartono mengatakan, ada sekitar 300 relawan gabungan dari semua instansi yang terlibat dalam aksi tersebut.Sebelum berangkat, akan diadakan apel jam 14.00 WIB di Jalan lintas Pangkalan Bun - Kotawaringin Lama tepatnya di dekat SMK Negeri 4, Kelurahan Mendawai Seberang, Kecamatan Arut Selatan.
"Kita fokuskan di Jalan Pangkalan Bun - Kotawaringin Lama, karena di sana masih banyak aktivitas pembakaran lahan," ujarnya, Rabu (9/9) kemarin.
Ia menjelaskan, saat ini kondisi kabut asap di Kobar sudah cukup parah. Dari tanggal 1 sampai 8 September kemarin telah ditemukan sebanyak 47 sebaran titik api. Tentunya hal ini membuat pihaknya kewalahan menangani sebaran titik api yang cukup luas.
Hartono menambahkan, dinamika yang dihadapi pihaknya saat ini adalah adanya larangan masyarakat untuk memadamkan lahan seperti yang terjadi di Sungai Benipah, Desa Kubu, Kecamatan Kumai, pada Selasa (8/9) lalu. Pihaknya dihadang oleh sejumlah masyarakat yang menjaga agar api dilahan tersebut tidak dipadamkan oleh petugas Manggala Agni.
"Kebetulan kemarin ada di Sungai Benipah, ketika tim meluncur ke lokasi, tim dihadang oleh masyarakat,dan tidak boleh mengendalikan api," ungkapnya.
Menurutnya pada saat itu pihaknya terlambat turun ke lokasi Sungai Benipah untuk menindaklanjuti pemadaman di lokasi yang berdekatan dengan Taman Wisata Alam Tanjung Keluang. Pada saat itu pihaknya terbagi dalam beberapa tim dan peralatan, untuk mengendalikan api di daerah lain.
"Inilah dinamikanya, dengan adanya pemadaman besar-besaran ini dimaksudkan juga agar tidak ada masyarakat yang menghalang-halangi pemadaman itu nanti,” tandas Hartono.(rm-70/gus)