SAMPIT – Setelah gagal meraih Piala Adipura, Kota Sampit dalam beberapa hari ini terlihat lebih kotor. Sampah-sampah dibiarkan di pinggir jalan dan tak ada truk sampah yang mengangkutnya.
Pantauan Radar Sampit di sepanjang Jalan Ir Juanda, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Minggu (13/12) siang, hampir setiap muara gang di kawasan itu dihiasi tumpukan sampah, sehingga menimbulkan kesan jorok. ”Ya, sudah empat hari ini tidak ada petugas yang menjemput. Kabarnya kendaraan yang mengakut rusak, tapi masa seperti itu,” ucap Fina, warga Jalan Ir Juanda.
Kondisi ini tak hanya terjadi di satu titik saja. Bahkan, di daerah kompleks perumahan pun mengalami hal yang sama. ”Kalau menumpuk memang tidak, tapi tidak ada tempat buang sampah dan tidak ada petugas yang menjemput, jadi bingung mau buang kemana,” kata Faisal, warga kompleks Perumahan Wengga Metropolitan, Sampit.
Sampai berita ditulis, belum ada keterangan resmi dari intansi terkait. Kepala Dinas Perumahan Pertamanan Tata Kota dan Kebersihan Juanda juga belum bisa memberikan penjelasan saat dihubungi melalui pesan singkat.
Terkait gagalnya perolehan Adipura, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kotawaringin Timur Suparman mengatakan, pihaknya baru saja mendapat penjelasan dari pusat. Namun, penjelasan tersebut tetap dianggap belum mampu menjelaskan mengapa Kotim gagal meraih Adipura tahun ini.
”Kami ada terima faksimile dari pusat hanya selembar, yang isinya menjelaskan bahwa penilaian Kotim tahun ini ada pengurangan, yakni minus 0,12 dari tahun sebelumnya. Padahal, tahun lalu jelas nilai kita 75 koma sekian,” kata Suparman.
Suparman mengaku belum mengerti apa kekurangan Kotim. Apalagi pengumuman pemenang oleh semestinya dilakukan Juni lalu, bukan November tadi. ”Kita ambil hikmahnya saja dan terus evaluasi,” pungkasnya. (oes/jpg)