SAMPIT – Sampah yang tak terangkut di sejumlah titik Kota Sampit dalam beberapa hari terakhir, ternyata disebabkan banyaknya armada pengangkut sampah yang rusak. Kondisi itu sudah terjadi sekitar sebulan ini. Armada truk dan motor berbak banyak yang rusak dan belum diperbaiki, sehingga sampah di dalam kota tak bisa terangkut.
”Ya, banyak yang rusak dan belum diperbaiki, sedangkan armada truk yang dimiliki sekitar 13 truk banyak yang rusak,” kata petugas kebersihan yang menolak menyebutkan namanya, Rabu (16/12).
Petugas kebersihan juga mengaku disudutkan oleh pemberitaan media. Pasalnya, mereka terkesan tak bekerja mengangkut sampah itu. Permasalahan lainnya, ongkos bahan bakar untuk operasi truk juga dinilai terlalu minim. Ongkos yang biasa diberi hanya Rp 50 ribu – Rp 100 ribu per hari. Padahal, jarak tempuh untuk mengambil sampah dinilai jauh.
Selain itu, petugas juga mengeluhkan minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan. Banyak warga yang membuang sampah di luar bak sampah yang biasa disediakan. Hal itu menambah sulitnya pekerjaan petugas kebersihan. Petugas kebersihan mengaku tidak mengetahui kapan masalah ini berakhir.
Seperti diberitakan, setelah gagal meraih Piala Adipura, Kota Sampit terlihat lebih kotor. Sampah dibiarkan di pinggir jalan dan tak ada truk sampah yang mengangkutnya. Pantauan Radar Sampit di sepanjang Jalan Ir Juanda, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Minggu (13/12) siang, hampir setiap muara gang di kawasan itu dihiasi tumpukan sampah, sehingga menimbulkan kesan jorok.
”Ya, sudah empat hari ini tidak ada petugas yang menjemput. Kabarnya kendaraan yang mengakut rusak, tapi masa seperti itu,” ucap Fina, warga Jalan Ir Juanda. (oes/ign)