SAMPIT - Warga Trans Desa Kandan atau persiapan Desa Trans Embang Batarung Jaya, Kecamatan Kotabesi, Kotawaringin Timur, Senin (14/12) pekan lalu, dihebohkan dengan robohnya bangunan pasar. Padahal, pasar itu baru saja selesai dibangun. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.
Abdul Gafar, Pjs Kades Trans Embang Batarung Jaya, membenarkan adanya kejadian itu. Lokasi itu kerap kali dijadikan sebagai tempat bermain anak-anak. "Beruntung hari itu tidak ada anak-anak yang bermain," ungkap Gafar kemarin (21/12).
Pascakejadian, reruntuhan atap dan tiang bangunan sudah dibongkar, dan hanya tersisa lapak pasar. Padahal pasar itu sendiri baru selesai empat hari sebelum insiden. "Serah terimapun belum dilakukan," ungkapnya melalui sambungan seluler.
Dikatakan Gafar, robohnya bangunan itu sendiri terjadi Senin 14 Desember sekitar pukul 15.00 WIB, ketika angin berhembus kencang. Akibat tiupan angin itulah membuat atap bangunan itu langsung roboh menghantam lapak pasar yang terbuat dari kayu.
Dikatakan Gafar, seyogyanya proyek pasar itu selesai pada September 2015 lalu. Penyelesaian proyek mundur karena kondisi saat itu marak terjadinya kebakaran hutan dan lahan, terlebih lahan sekitar lokasi pasar banyak yang mudah terbakar. Sejumlah peralatan yang sudah terlanjur ditancapkan terpaksa dicabut, hingga akhirnya proyek yang menelan dana sebesar Rp 196 juta itupun harus tertunda sampai Desember ini.
Robohnya proyek yang baru dibangun itu tampaknya juga sudah sampai ke telinga Kejaksaan Negeri Sampit. Kepala Kejari Sampit melalui Kasi Intel Datman Kataren membenarkan kalau pihaknya sudah mengetahui informasi terkait proyek itu. "Ya kita sudah dapat informasi itu (robohnya bangunan pasar)," kata Datman.
Bahkan dari informasi yang didapat media ini, tim dari Kejaksaan Negeri Sampit berencana mengecek proyek untuk mengetahui penyebab robohnya proyek; Apakah karena tiupan angin atau pengerjaan yang asal-asalan? (co/yit)