PANGKALAN BUN- Kenaikan sejumlah kebutuhan pokok menjelang Natal dan tahun baru dianggap sudah tidak wajar. Bupati Kobar Bambang Purwanto menginstruksikan dinas perindustrian dan perdagangan mengambil tindakan dan melaporkan setiap perkembangan yang terjadi.
Bambang mengatakan, perkembangan kebutuhan pokok di Kobar mengalami kenaikan 50 sampai 70 persen sehingga sudah tidak wajar lagi alias keterlaluan.
"Mengenai kenaikan kebutuhan pokok menjelang Natal tahun ini kenaikanya sudah di atas wajar," kata Bambang.
Kenaikan tersebut sudah terjadi, tapi menurut bupati sudah sangat keterlaluan, sehingga pihaknya meminta kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdperindag) Kobar melakukan kontrol harga.
"Saya minta disperindag proaktif turun mengecek harga. Termasuk adanya kenaikan sampai seperti sekarang dan masyarakat semua mengeluhkan harga mahal," sebutnya.
Mestinya disperindag melaporkan hal ini setiap saat, minimal ada koordinasi sehingga masyarakat tidak menjerit. Termasuk mengadakan pasar murah dan berbagai macam agar kenaikan harga tidak terlalu tinggi.
Sementara Rukini, pengunjung Pasar Indrasari, mengatakan, semua barang mahal. Kenaikan sejumlah harga sembako bukan karena faktor cuaca, tapi pedagang mencari untung pada momen Natal dan tahun baru.
"Biasanya memang naik, tapi tidak separah sekarang ini," keluhnya.
Hampir semua kebutuhan pokok naik drastis, seperti telur per piring yang dulunya itu Rp 35 ribu menjadi Rp 52 ribu. Beras naik antara Rp 10 hingga 25 ribu per sak ukuran 25 kilogram. Gula, tepung, minyak goreng juga naik.
"Bahkan bawang merah dan bawang puting awalnya hanya Rp 24 ribu sekarang naik menjadi Rp 40 ribu. Kenaikan ini sudah tidak wajar," jelasnya.
Ayam potong yang awalnya hanya Rp 35 ribu kini menjadi Rp 45 ribu dan beberapa jenis ikan air tawar, sungai dan ikan laut juga naik. "Kami sangat sulit, untuk bisa mendapatkan barang banyak. Karena semua barang naik. Tolong pemerintah perhatikan kami masyarakat berpenghasilan rendah," bebernya. (rin/yit)