PANGKALAN BANTENG - Warga di kawasan Pasar Karang Mulya, Kecamatan Pangkalan Banteng, harus memasang tumpukan karung berisi tanah di tengah jalan. Itu dilakukan untuk mencegah air hujan menggerus jalan.
Meski jalan utama telah diasapal, salah satu jalur ganda yang berada di depan Pasar Karang Mulya itu sama sekali tak tersntuh perbaikan sejak delapan tahun lalu.
Widodo, tokoh pemuda yang tinggal tak jauh dari kawasan tersebut mengungkapkan, tanah terbawa air saat hujan turun. Akibatnya, jalan yang dulunya sejajar dengan jalan yang telah teraspal, kini turun drastis dan membahayakan penggunan jalan.
”Warga pernah patungan untuk menimbun jalan itu, tapi hasilnya hanyut terbawa air. Jika terus dibiarkan maka akan membahayakan penggunan jalan. Lihat saja sekarang, tinggi kedua jalan itu sudah beda jauh,” ujarnya, Sabtu (26/12) siang.
Sebelum pemasangan kantung pasir itu dilakukan, warga lain yang juga sempat melakukan hal serupa. Seperti di depan kantor unit salah satu bank. Bahkan pemasangan karung berisi tanah dilakukan secara swadaya oleh pemilik toko di sekitar jalan itu.
”Mengharapkan desa juga seperti apa, karena jalan ini milik dinas PU provinsi. Sudah lama kita protes, tapi belum ada tindakan. Jangankan diperbaiki, dilihat saja tidak,” terangnya.
Kekecewaan serupa juga diutarakan Samsinur. Tidak dilanjutkannya proses pengaspalan di jalur jalan utama di ibu kota Kecamatan Pangkalan Banteng itu juga kerap membuat pemilik toko merasa terganggu. Sebab para pengguna jalan akan menggunakan lokasi itu sebagai tempat parkir.
”Biasanya banyak mobil yang parkir sembarangan di depan toko, sangat mengganggu. Padahal hanya tinggal beberapa puluh meter lagi, namun pengaspalan tak diselesaikan,” katanya.
Selain itu, kondisi saluran pembuangan air yang lebih tinggi dari jalan juga memperparah erosi jalan akibat air hujan. (sla/yit)