PANGKALAN BUN – Kebakaran lahan di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) semakin tak terkendali. Lokasi penangkaran ular sanca milik Pardi, warga Desa Pasir Panjang RT 04, Pangkalan Bun, juga menjadi korban. Akibatnya, ribuan ular di dalam penangkaran seluas 1,5 hektare tersebut terancam mati jika tidak segera dilakukan pemadaman.
Menurut Pardi, penangkaran ular miliknya sudah dikelilingi pagar seng dan tertutup, tetapi masih api masih merembet. Akibat kebakaran itu, Pardi mengaku merugi sekitar Rp 500 juta. Sebagian ular sanca ada yang lepas dan sebagian diperkirakan terbakar.
”Ular yang berhasil kami bawa pulang hanya sekitar 50 ekor saja, yang lainnya belum terdeteksi semua. Perkiraan banyak yang lepas, sebagian lain diperkirakan juga terbakar,” kata Pardi, Jumat (11/9).
Diduga api masuk ke penangkaran pada malam hari, karena sejak subuh, sekitar pukul 04.30 WIB, sudah mulai ada asap menebal di lokasi penangkaran. Lokasi penangkaran berupa semak belukar dan lahan gambut, sehingga api sulit dipadamkan. Pardi meminta bantuan Manggala Agni Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Pangkalan Bun dan TNI untuk melakukan pemadaman.
Sejumlah mobil pemadam terlihat hilir mudik di lokasi tersebut. Anggota TNI bersama tim Manggala Agni berjibaku memadamkan api. Api yang membakar lahan gambut, membuat petugas harus kerja ekstra.
Menurut Pardi, ular sengaja ditangkarkan untuk dijual kulitnya. Bisnis kulit ular sanca itu sudah digelutinya bertahun-tahun. Pembelinya mayoritas dari luar negeri. ”Padahal, beberapa bulan lalu baru kita isi sekitar 1.500-an ular. Sebagian ada yang kecil, sebagian lain sudah di atas 2 meteran, tapi malah terkena musibah kebakaran ini,” keluhnya.
Ditanya bagaimana jika ular tersebut keluar lokasi? Pardi mengatakan, jika keluar, larinya pasti ke hutan, tetapi ia memperkirakan ular peliharaannya masih sembunyi di kolam karena kepanasan saat terbakar.
Pemadaman di lokasi penangkaran seluas 1,5 hektare tersebut memakan waktu cukup lama. Komadan Manggala Agni BKSDA SKW II Pangkalan Bun, Ismail, mengatakan, api di lahan gambut sulit dipadamkan. Pasalnya, api menembus hingga dasar tanah, sehingga tembakan air harus benar-benar maksimal sampai menembus titik api di bawah. (sam/ign)