PALANGKA RAYA – Pengusutan perusahaan yang diduga membakar lahan mulai ada perkembangan. Polda Kalteng telah memasang garis polisi (police line) di tiga dari lima perusahaan yang diselidiki. Perusahaan itu, yakni PT ASP, PT GAP, dan PT NBA.
”Dari lima yang kita dalami, area kebakaran di tiga perusahaan kita police line," kata Kapolda Kalteng Brigjen Pol Fakhrizal melalui Dirreskrimsus Kombes Pol Anton Sasono, Jumat (11/9).
Anton mengatakan, penyidik yang berada di lapangan saat ini telah menyelidiki keterkaitan perusahaan dalam kebakaran lahan. Perusahaan itu berada di Kotim, Pulang pisau, Katingan, dan Kapuas. Pihaknya masih berkonsentrasi mencari penyebab terbakarnya lahan di perusahaan.
Anton berjanji akan terbuka ke publik mengenai hal ini. Apabila alat bukti mencukupi, pihaknya akan menjerat perusahaan tersebut. Penyidik nantinya akan mempelajari aturan dengan bukti yang diperoleh.
Dasar hukum menjerat perusahaan, yakni Pasal 50 dan Pasal 78 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; Pasal 69 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kemudian, Pasal 187 dan 188 KUHP dengan ancaman penjara 12 tahun.
Di sisi lain, dua hari laluPolres Kotim menangkap terduga pelaku pembakar lahan. Kemarin, korps baju cokelat kembali menahan dua di Kecamatan Antang Kalang dan Samuda atas kasus serupa. Polisi juga memeriksa perusahan kelapa sawit PT Globalindo Alam Perkasa (GAP).
”Perusahaan swasta, PT GAP masih dalam proses penyelidikan oleh tim khusus (timsus). Selain itu kami juga mengamankan tiga tersangka di Polsek Samuda, Polsek Antang Kalang, dan Polres Kotim,” terang Kapolres Kotim AKBP Hendra Wirawan kepada Radar Sampit, Jumat (11/9) kemarin.
Tiga warga yang ditangkap itu kini sudah berstatus tersangka. ”YH (48) ditangkap di Kecamatan Antang Kalang, KD (66) ditangkap di Jalan Pemuda Sampit, dan DL ditangkap di Samuda,” katanya.
Sedangkan PT GAP tengah ditangani tim khusus. Perusahaan itu memiliki areal di dua wilayah yakni Sungai Sampit dan Kotabesi. Polisi mengaku sudah mendapat keterangan dari beberapa saksi terkait kebakaran lahan di perusahaan itu.
”Perusahaan ini masih DO, lahan Hak Guna Usaha (HGU)-nya terbakar. Saat ini masih diselidiki tim densus dan reskrim. Dari mana sumber apinya, apakah dari luar perusahaan atau dari dalam perusahaan, sampai saat ini belum diketahui,” jelasnya
Berbeda dengan PT GAP, tiga warga yang sudah dijadikan tersangka memang tertangkap tangan sedang membakar lahan. KD tertangkap membakar lahan seukuran 50x100 meter di Jalan Pemuda Sampit. Kemudian YH terlibat dugaan pembakaran lahan seluar dua hektare di Antang Kalang, dan DL terlibat pembakaran lahan seukuran 30x50 meter di Samuda. ”Sedangkan untuk PT GAP masih dilakukan penyelidikan,” ucap Hendra.
Dia menegaskan, saat ini hanya satu perusahaan yang diperiksa Polres Kotim. Polisi terus mencari perusahaan lain yang terlibat dalam kebakaran lahan yang terjadi saat ini.
DIHANTUI PEMBATALAN
Penerbangan dari dan ke Kota Sampit hingga kemarin (11/9) masih dihantui pembatalan. Tiga penerbangan, yakni rute Sampit-Banjarmasin, Sampit-Pontianak, dan Sampit-Pangkalan Bun dibatalkan karena asap.
”Ya masih ada yang batal, yakni Sampit-Banjarmasin pulang-pergi dan rute Pangkalan Bun-Ketapang-Pontioanak batal,” jelas Novallino, branch manager Kalstar Aviation Sampit.
Tak hanya dua rute itu yang batal, sampai berita ini ditulis, dua penerbangan lain ada yang berstatus tunda. Penerbangan tersebut yakni tujuan Surabaya dan Semarang. ”Ke Semarang dan Surabaya masih delay,” sambung Novallino.
Sudah tiga hari terakhir ini asap akibat kebakaran lahan menggangu penerbangan dari dan ke kota Sampit. Kepekatan asap seakan tak memberi toleransi bagi masyarakat yang ingin bepergian.
Warga yang ingin ke luar kota pun mengaku harus berpikir dua kali menggunakan jasa penerbangan. Pasalnya mereka khawatir akan mengalami pembatalan.
”Kalau tidak terlalu penting, lebih baik ditunda dulu keberangkatannya. Apalagi mengingat kondisi cuaca masih seperti ini,” kata Linda, warga Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Jika tidak, warga terpaksa memilih bepergian menggunakan moda transportasi lain. Atau, harus menempuh jarak lebih jauh dengan perjalan darat ke Banjarmasin untuk bisa bepergian menggunakan pesawat udara.
Seperti diketahui, saat ini penerbangan di Kota Sampit masih dilayani oleh satu maskapai penerbangan. Jika terjadi gangguan seperti sekarang, otomatis seluruh aktivitas penerbangan di Bandara H Asan Sampit lumpuh.
Asap akibat kebakaran lahan di kota itu sampai saat ini masih cukup mengkhawatirkan. Apalagi belum ada tanda-tanda akan turun hujan dalam waktu dekat.
Informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika setempat, titik panas di Kotim kembali meningkat setelah mengalami penurunan pada hari sebelumnya. Titik panas di Kotim terdeteksi sebanyak, 73 titik panas. Sebelumnya terpantau hanya 46 titik panas. (ram/jpg/dag/rm-66/oes/dwi)