Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat mengeluarkan peringatan dini bagi pelayaran. Gelombang di perairan Kalimantan Tengah dan Laut Jawa mencapai 1,26 - 2,5 meter.
KSOP Kelas IV Kumai mengimbau seluruh nakhoda kapal penumpang, niaga, nelayan, dan kapal penyeberangan untuk menunda pelayaran hingga kondisi cuaca benar-benar aman.
”Pengamatan BMKG, keadaan cuaca kurang baik. Angin kencang dan gelombang tinggi di Laut Jawa dan sekitarnya. Demi keselamatan, kapal agar menunda pelayarannya," kata Kepala KSOP IV Kumai Hary Suryanto melalui Koordinator Tata Usaha Timbul Sinurat, Jumat (3/9).
Selama penundaan pelayaran dilakukan, nakhoda diminta memperbarui perkembangan informasi cuaca dan ketinggian gelombang sebelum memutuskan untuk kembali berlayar. Sementara untuk kapal yang sudah terlanjur berlayar, agar selalu menginformasikan cuaca selama pelayaran kepada Stasiun Radio Pantai (SROP) Distrik Navigasi dan segera mencari tempat berlindung terdekat jika menemui cuaca buruk.
Guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, kapal yang dianggap layak berlayar agar memperhatikan dan memastikan sarana alat keselamatan.
Alat keselamatan seperti life jacket dan life raft tersedia atau terpasang dengan kondisi baik dan mencukupi kapasitas penumpang di atas kapal. Life jacket wajib digunakan selama pelayaran serta memastikan alat-alat pemadam kebakaran tersedia di atas kapal dan melarang merokok di dalam ruang penumpang selama pelayaran.
Selain itu nakhoda juga diminta agar barang maupun penumpang yang dibawa tidak over kapasitas dan wajib mendapat surat persetujuan berlayar dari otoritas setempat.
"Operator kapal harus memastikan kapal yang berangkat dalam keadaan laik berlayar, dengan melampirkan master sailing declaration, dan memastikan enam jam sebelum surat persetujuan berlayar diberikan harus memantau kondisi cuaca," pungkasnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandara Haji Asan Sampit mengimbau masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti angin puting beliung dan hujan deras disertai petir yang dapat mengakibatkan banjir dan pohon tumbang.
”Dalam seminggu ke depan perlu diwaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Kotim yang lebih dominan terjadi pada sore hingga malam," kata Musuhanaya, Kepala BMKG Kotim, Jumat (3/9).
Berdasarkan prakiraan cuaca, Kotim masih memasuki musim pancaroba atau musim peraliharan dari kemarau ke hujan. ”Agustus itu seharusnya puncaknya kemarau, namun cuaca sulit diprediksi. Tidak menutup kemungkinan pola cuaca mengalami perubahan. Jadi, meskipun hujan cukup intens selama dua pekan terakhir, tetapi ini belum masuk musim hujan. Awal musim hujan di Kotim diprediksi mulai dasarian II September sampai Oktober dasarian I," katanya.
Musuhanaya mengingatkan masyarakat Kotim mewaspadai bencana hidrometeorologi. Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang dipengaruhi perubahan kondisi cuaca dan iklim dengan berbagai parameternya.
Seperti misalkan, peningkatan curah hujan, perubahan suhu ekstrem, cuaca ekstrem, seperti hujan lebat yang disertai angin kencang serta petir atau guntur. ”Jadi, masyarakat tetap harus waspada terhadap bencana hidrometeorologi yang terjadi akibat peningkatan curah hujan dan hujan deras yang mengakibatkan potensi banjir," katanya. (tyo/hgn/yit)