Rumah warga di lima kelurahan yang berada di bantaran Sungai Arut, Kota Pangkalan Bun, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) terancam terendam air kiriamn dari kawasan hulu.
Informasi dihimpun debit air sungai ini terus meningkat signifikan. Dalam sepekan terakhir ketinggian permukaan air meningkat lebih dari dua meter dari kondisi normal. Terpantau, ketinggian air dengan rumah – rumah warga baik di Kelurahan Mendawai, Kelurahan Mendawai Seberang, Kelurahan Raja, Kelurahan Raja Seberang, dan Kelurahan Baru hanya menyisakan hitungan jari saja.
Meskipun banjir menjadi hal biasa bagi warga bantaran Sungai Arut, tetapi terus meningkatnya debit air sungai membuat warga khawatir. Hal itu di tengah kesulitan ekonomi akibat pandemic, warga dibayangi dengan pengeluaran tambahan untuk membeli material papan.
Material tersebut digunakan untuk membuat panggung di dalam rumah untuk menaruh barang-barang serta untuk tempat tidur anggota keluarga pemilik rumah. “Yang pasti masyarakat membutuhkan papan, kasau, dan dipastikan ratusan ribu bakal keluar untuk membeli material tersebut, padahal saat ini kondisi sedang sulit akibat Covid-19,” kata Mulyadi, warga RT 02, Kelurahan Raja Seberang.
Ia mengungkapkan, saat ini sebagian warga yang rumahnya rendah sudah bersiap-siap untuk mengamankan dan mengemas barang-barang berharganya, begitu pula dengan peralatan elektroniknya. Untuk diketahui bahwa meningkatnya debit Sungai Arut akibat air kiriman dari bagian hulu Sungai Arut di Kecamatan Arut Utara.
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kobar Martogi Siallagan mengakui bahwa berdasarkan alat ukur ketinggian air di Sungai Arut, terjadi peningkatan setinggi 5 centimeter. Kendati demikian, belum ada laporan permukiman di bantaran sungai yang terendam air.
Saat ini pihaknya sedang fokus kepada penanganan banjir di Kecamatan Arut Utara, meskipun sebelumnya sudah sempat surut, hari ini terpantau permukiman warga di Desa Gandis, kembali tergenang air setinggi 60 centimeter.
“Tim kita sedang meluncur ke Desa Gandis untuk ground chek, karena sebelumnya sempat surut, dan kita masih belum tahu desa mana selain Gandis yang kembali meningkat ketinggian banjirnya,” pungkasnya.
Intensitas hujan yang tinggi membuat banjir di Kecamatan Arut Utara kembali naik. Padahal banjir di kecamatan ini sebelumnya sudah mulai surut.
Camat Arut Utara Amir Mahmud mengatakan, Banjir yang terjadi di Kecamatan Arut Utara sempat surut. Ketinggian banjir di 10 desa dan satu kelurahan juga sudah turun mulai dari 30 hingga 40 centimeter. “Namun dengan hujan deras dalam dua hari terakhir, justru banjir kembali tinggi. Karena tumpuan air hujan semuanya ke Sungai Arut. Maka ketinggian air naik lagi, karena sebelumnya saya buat laporan air turun,” kata Amir Mahmud.
Menurutnya, ketinggian air sampai ada yang satu meter lebih karena ada yang sedada orang dewasa. Tentu kondisi ini debitbair semakin bertanbah, maka pihaknya sudah berkoordinasi dengan TNI, Polri dan BPBD. “Laporan hari ini, Kenaikan debit air di Kelurahan Pangkut dan Gandis bertanbah 10 centimeter. Dari hari sebelumnya Pangkut sudah mencapai 80 hingga satu meter, dan Gandis 60 centimeter” jelasnya.
Sedangkan pihaknya terus berkoordinasi dengan Lurah dan Kades. Guna yang membutuhkan evakuasi, maka segara diturunkan perakalatan seperti perahu. “Terutama kami koordinasi ketika ada yang runahnya tidak bisa dihuni, agar di evakuasi suruh mengungsi. Karena Aula Kelurahan dan Desa telah disiapkan semuanya,” pungkasnya. (tyo/rin/sla)