Parahnya banjir di Kalimantan Tengah dinilai bukan sepenuhnya akibat banyaknya izin usaha pemanfaatan hutan. Bencana tahun ini disebabkan tingginya curah hujan, sehingga sungai tidak mampu menampung debit air hingga meluap dan membanjiri permukiman serta fasilitas penting lainnya.
”Ada yang bilang ini (banjir) akibat izin HTI (hutan tanaman industri) dan HPH (hak pengusahaan hutan) banyak ataupun karena tambang. Kemungkinan iya, tapi hanya sebagian disebabkan hal itu. Saya ingin katakan, dulu pun pernah banjir sebelum HPH masuk,” kata Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, (9/9).
Curah hujan di Kalteng tergolong tinggi sejak pertengahan Agustus hingga sekarang. Kondisi yang terjadi merata di seluruh Kalteng tersebut dinilai menjadi salah satu penyebab banjir.
Berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palangka Raya, sebagian besar curah hujan di Kalteng masuk kategori menengah, yakni pada kisaran 200-300 milimeter. Sebagian wilayah lainnya masuk kategori tinggi pada angka 300-400 mm, yakni wilayah utara Kotim, sebagian Gunung Mas, Katingan, Kapuas, dan Murung Raya.
”Saya pikir masyarakat sudah bisa membaca kejadian ini dan pasti siap menghadapi. Tinggal pemerintah saja yang tetap memerhatikan bagaimana kondisi masyarakat yang terdampak,” ucapnya.
Daerah yang menetapkan status tanggap darurat, yakni Kabupaten Kotawaringin Barat, Katingan, Kotawaringin Timur, Seruyan, Lamandau, dan Gunung Mas. Untuk Pulang Pisau belum menaikkan status, masih siaga darurat. ”Tanggap daruratnya menyesuaikan. Mungkin sampai pascabanjir perkembangannya terus dipantau. Mudah-mudahan tiga sampai empat hari ke depan air bisa terus surut,” katanya.
Terkait bencana banjir yang saat ini terjadi, lanjutnya, Pemprov Kalteng telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir. Penetapan itu menyusul peningkatan status bencana oleh enam daerah yang saat ini terdampak banjir besar.
Berdasarkan data, masyarakat yang terdampak banjir sebanyak 29.885 kepala keluarga dengan jumlah 57.117 jiwa. Dari sejumlah daerah yang dilanda bencana, banjir di Kabupaten Katingan paling parah. Disusul di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Seruyan.
”Mulai dari Senin yang lalu dilanjutkan lagi hari ini (kemarin, Red), pemerintah sudah menyalurkan bantuan kebutuhan pokok kepada masyarakat terdampak. Terbaru ini untuk Katingan, kemudian ke Seruyan dan kabupaten lainnya,” ucapnya.
Pemprov Kalteng, lanjut Sugianto, tengah melakukan koordinasi untuk mengajukan penggunaan helikopter milik Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas). Opsi pendistribusian bantuan melalui jalur udara bisa saja dilakukan, karena banyak jalan penghubung putus akibat banjir.
”Nanti dilihat, apakah kecematan yang di hulu bisa menggunakan jalur darat atau air. Kalau tidak bisa, sudah pasti akan menggunakan jalur udara untuk mengirim bantuan,” pungkasnya. (sho/ign)