Kebakaran sebuah mobil pikap bermuatan bahan bakar minyak (BBM), menghebohkan warga di Jalan Willem AS Kota Palangka Raya, Rabu (13/10). Belum diketahui penyebab insiden tersebut. Namun, dalam peristiwa itu sempat terdengar beberapa kali ledakan. Sopir pikap dengan nomor polisi KH 8755 HA langsung kabur saat mobilnya diamuk api. Pantauan Radar Sampit, pikap itu dimodifikasi dan terdapat jeriken besar bermuatan lebih dari 200 liter.
Api yang membakar pikap sempat membesar. Bahkan, saluran air di pinggir jalan sempat mengeluarkan ledakan lantaran BBM yang diangkut mengalir ke saluran tersebut.
Informasi dihimpun, beberapa warga mengalami luka bakar ringan. Ada tiga orang yang diketahui mengalami luka bakar di bagian kaku, yakni Matius Saleh (63) , Handriannor (40), dan Najwa Aulia Saban (6). Kerangka mobil tersebut diamankan di Mapolresta Palangka Raya.
Berdasarkan keterangan saksi, sebelum api berkobar, sopir kabur dari pikap. Saat itu masih terlihat asap hitam dengan percikan api di bawah mesin. Diduga pikap itu membawa pertalite dan pertamax hasil melangsir di SPBU kalampangan. Berdasarkan data, pemilik pikap itu atas nama Radionsyah.
Wakapolsek Pahandut Iptu Robertus Sony mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan pengembangan insiden tersebut. Kepolisian belum bisa menyimpulkan penyebab kebakaran. ”Kami masih lakukan lidik dan mencari sopir mobil itu,” ujarnya.
Sonny menambahkan, pihaknya juga belum berani menyatakan BBM yang dibawa legal atau sebaliknya. Asal BBM dan distribusinya juga masih diusut. Sementara itu, Kasi Ops Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palangka Raya Sucipto mengatakan, saat pihaknya tiba di lokasi, api sudah membesar. Beberapa unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk mengendalikan si jago merah.
Pihaknya sempat kesulitan memadamkan api. Namun, tidak berlangsung lama bisa dijinakan. Kejadian itu membuat kabel PLN terbakar.
Sucipto mengungkapkan, di dalam pikap itu ditemukan jeriken BBM. ”Di lokasi sangat jelas tercium bau BBM. Untuk penyebabnya kami tidak bisa berasumsi dan itu ranah pihak lain. Namun, kami mengimbau agar masyarakat waspada dan mengantisipasi hasil sekecil apa pun, sehingga peristiwa tersebut tidak terulang kembali,” katanya. (daq/ign)