PALANGKA RAYA- Maya langsung meneteskan air mata saat melihat jenazah kedua orang tuanya terbungkus kain kafan. Matanya sembab dan terus terisak-isak dipelukan saudaranya. Pemilik nama lengkap Maya Yenita Putri itu nekat datang ke kamar jenazah RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, meski trauma berat masih membelenggu jiwanya.
Gadis berusia 17 tahun itu menjadi saksi peristiwa berdarah di rumahnya, Gang Kamboja, Jalan Cempaka, Kelurahan Langkai, Palangka Raya. Ahmad Yendianor (46) dan Fatmawati (45), kedua orang tuanya itu tewas mengenaskan setelah dianiaya oleh pelaku yang masih belum diketahui identitasnya.
Kejadian itu terjadi Jumat (23/9) sekitar pukul 23.00 Wib. Maya, sapaan akrabnya, berhasil selamat setelah berhasil melarikan diri melalui pintu belakang. Dia saat itu terberanjak dari tempat tidurnya setelah mendengar suara gaduh dari kamar sang ayah yang hanya terbatas pembatas kayu. Sang ayah juga terdengar merengek dan merintih teraniaya.
Benar saja, Maya saat itu memberanikan diri ke luar dari kamar dan menuju kamar sang ayah. Dari mulut pintu, ia sekilas melihat orang memegang senjata tajam. Sekilas melirik, ia melihat siluet punggung pria dewasa berbadan tinggi, kurus, hanya mengenakan celana dalam.
“Saksi (Maya, red) sempat menengok ke kamar bapaknya, dan sekilas melihat itu (pelaku, red),”ujar Kasatreskrim Polresta Palangka Raya, Kompol Ronny M Nababan, kepada awak media, Sabtu (24/9).
Meski ada sedikit petunjuk, saat ini penyidik enggan memaksakan untuk melakukan pemeriksaan resmi terhadap yang bersangkutan. Jika memungkinkan, Senin (26/9), meminta bantuan kepada Unit Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA) untuk mendampingi Maya untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi. “Kami nggak akan memaksa saksi untuk kembali mengingat lebih dalam dan menceritakan seperti apa sosok pelaku kepada kami,”bebernya.
Pelaku diduga masuk melalui pintu belakang yang persis menghadap aspal Gang Kamboja. Lalu, entah seperti apa situasi di dalam rumah, pelaku menuju kamar belakang. Di kamar yang berhadap-hadapan dengan kamar Maya itu ada Fatmawati, ibunya.
Diduga kuat pelaku membunuh ibu dua anak itu dengan penuh amarah. Ada 11 mata luka di tubuhnya. Lebih separo luka di bagian wajah. Hampir tak dikenali lagi. Lalu, luka ternganga di bagian perut. Fatmawati ditemukan dalam kondisi berlumuran darah.
Beredar kabar, Fatmawati sempat diperkosa atau disetubuhi sebelum dibunuh. Kabar itu dibantah oleh dokter forensik RSUD dr Doris Sylvanus dr Ricka Brillianty. “Tidak benar. Hasil pengecekan di bagian intimnya tidak ditemukan bekas-bekas itu (pemerkosaan atau persetubuhan, red),”ungkapnya.
Kemudian, pelaku menuju kamar depan dan menghabisi Ahmad Yendianor dengan membabi buta. Tubuhnya ditemukan telentang di atas kasur. Menurut dr Ricka, ada dua mata luka bekas sayatan yang diduga korban sempat menangkis sabetan senjata tajam yang digunakan pelaku. Total ada 13 mata luka ditemukan hasil pemeriksaan luar oleh tim forensik. Sama dengan si istri, luka bagian wajah mendominasi.
“Dengan banyaknya luka ditemukan, kemungkinan pelaku melakukan itu didasari dengan kemarahan yang luar biasa,”beber dr Ricka.
Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Budi Santosa saat di lokasi kejadian menyampaikan kepada awak media, jika kasus ini masih dalam penyelidikan. Olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan saksi-saksi sudah dilakukan. Sampai saat ini, belum ditemukan barang bukti senjata tajam yang digunakan pelaku. "Senjata tajam yang digunakan oleh pelaku sampai saat ini belum ditemukan," sebutnya.
Begitu juga dengan motif, saat ini polisi masih melakukan pendalaman. Belum ada bukti-bukti yang mengarah ke motif-motif tertentu. Untuk barang berharga berupa puluhan juta uang dan perhiasan tidak diambil oleh pelaku.
"Kalau mau disebut pencurian, dari keterangan saksi yang kita peroleh dan hasil olah kejadian, barang-barang berharga dari korban tidak ada yang hilang," ucapnya seraya meminta doa masyarakat Kota Palangka Raya agar kasus ini segera bisa diungkap.
Sementara itu, Ketua RT 02/RW 05, Dalli Rumbang tidak mengetahui detail peristiwa itu. Pintu rumahnya saat itu diketuk oleh Kilap. Tetangganya itu melaporkan jika didatangi Maya yang mengadu jika ada penganiayaan di rumahnya. Bergegas, bersama warga lain menuju lokasi.
Saat itu, warga tidak berani masuk. Pintu depan terkunci dari dalam. Sedangkan, pintu belakang tidak terkunci.
“Saat warga menengok melalui jendela, tidak terlihat sesuatu. Hanya saja, kami mendengar suara seperti mengerang atau seperti napas berat di kamar depan. Terdengar tiga kali. Lalu tidak terdengar lagi,”ucapnya.(dan/pra/ram)
-----------INFOGRAFIS--------
DETIK-DETIK PEMBUNUHAN
- Pelaku diduga masuk melalui pintu belakang.
- Lalu masuk ke kamar Fatmawati dan menyabetkan senjata tajam berulang kali ke bagian wajah, dan perut.
- Pelaku menuju kamar Ahmad Yendianor, penganiayaan kembali dilakukan.
- Maya, anak mereka mendengar suara gaduh dari bilik kamar ayahnya.
- Maya beranjak dari kamar tidur dan berjalan ke kamar ayahnya.
- Dari mulut pintu kamar, dia sekilas melihat orang memegang senjata tajam.
- Maya langsung berlari ke luar rumah melalui pintu belakang.
Sumber: Kepolisian dan sumber lapangan
TEMUAN LUKA-LUKA
Fatmawati
11 mata luka
- 9 mata luka di wajah dan leher
- 1 mata luka di tangan kiri
- 1 mata luka di perut
Ahmad Yendianor
13 mata luka
- 6 mata luka di wajah
- 3 mata luka lengan kanan bawah
- 2 mata luka di tangan kanan
- 1 mata luka di perut kanan
- 1 mata luka di belakang kepala
Sumber: dokter forensik RSUD dr Doris Sylvanus