Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memetakan wilayah Kotim yang rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama pada kawasan gambut. ”Wilayah yang rawan karhutla itu kami melihat peta gambutnya. Dikatakan rawan apabila dikategorikan dalam kawasan gambut,” kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotim Hawianan.
Kewaspadaan terhadap kebakaran hutan dan lahan, lanjutnya, apalagi pada musim kemarau harus terus ditingkatkan. Terutama pada lahan gambut yang sangat sulit dipadamkan apabila terbakar. ”Kami melihat peta kawasan yang rawan terbakar serta dapat digunakan untuk menghitung luasan kawasan itu,” ujarnya. Kotim memiliki luasan hutan mencapai 1.544.465,95 hektare, sedangkan luas kawasan gambut 502.597,9 hektare. Wilayah yang dikategorikan dalam kawasan gambut memang rentan karhutla. Untuk wilayah kota, kawasan yang rawan kebakaran adalah permukiman padat penduduk. ”Namanya rawan bangunan atau gedung,” katanya. Berdasarkan catatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotim, selama 2022 ada sebanyak 39 kasus kebakaran yang terjadi. ”Jumlah itu bukan hanya kebakaran hutan dan lahan saja, tapi juga bangunan seperti rumah, yang dihitung dari Januari hingga Oktober 2022,” katanya.
Mulai Januari hingga Oktober 2022 pihaknya mencatat telah terjadi kebakaran, seperti kebakaran bangunan atau rumah sebanyak 15 kali, karhutla 6 kali, serta kebakaran mobil dan ban sebanyak 18 kali. Penyebab kebakaran bangunan paling banyak disebabkan korsleting listrik, sementara kebakaran hutan dan lahan karena kelalaian. (yn/ign)