Berangkat dari rasa cinta dan belas kasian terhadap kucing terlantar, Dewi rela mengeluarkan duit belanja keluarganya untuk menampung dan memelihara kucing-kucing liar.
KOKO SULISTYO, Pangkalan Bun
Memelihara kucing biasanya berangkat dari hobi dan lazimnya diambil dari bibitnya yang bagus. Apalagi banyak pecinta kucing persia yakni ras kucing domestik berbulu panjang dengan karakter wajah bulat dan moncong pendek termasuk juga kucing anggora. Tetapi berbeda dengan perempuan satu ini. Dewi tinggal bersama ratusan kucing. Ibu rumah tangga ini mendapatkannya di jalanan. Perempuan 30 tahun ini tinggal di Jalan Natai Arahan RT 24 Kelurahan Baru Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat.
Di kediamannya, terdapat rumah Kucing yang sengaja di desain sebagai penampungan kucing-kucing liar atau kucing yang tuannya tak sanggup lagi merawatnya.
Penampungan kucing ini banyak diperbincangkan warga. Saat dikunjungi di kediamannya, dengan ramah wanita ini mempersilahkan masuk.
”Silahkan masuk, Mas," sahut pemilik rumah didampingi dua anaknya.
Sejumlah kucing pun lantas menghampiri dan suara mengeong terdengar bersahutan tanda menyambut orang asing. Awalnya sempat terlintas bagaimana kondisi kebersihan rumahnya. Ternyata kondisi di rumah itu bersih, jauh dari kata kotor atau beraroma tidak sedap. Kucing-kucing itu tampak bebas berkeliaran keluar masuk kamar.
Kucing lokal dan ras yang biasa terlihat di jalanan, kini hidup berdampingan dalam satu atap dengan keluarga Dewi. Di rumah tersebut terlihat lengkap alat perawatan, seperti kandang, tempat makan, pasir untuk buang kotoran kucing, termasuk obat-obatan dan pakan kucing. Shampo serta scratcher atau tempat buat menggaruk kuku juga ada.
"Alhamdulillah, rumah tetap bersih, karena saya juga dibantu, suami dalam merawat semua kucing-kucing ini, termasuk anak-anak saya, Alhamdulillah semua suport," tutur Dewi. Ia menceritakan, awal mula punya ide seperti ini berawal saat Dewi melihat seekor kucing yang terkapar ditabrak mobil dan mengeluarkan darah hingga matanya mau lepas.
Jiwanya merasa terpanggil untuk menolong dan berkeinginan merawat kucing malang tersebut dan dirawat hingga sembuh dan sehat kembali. "Dari situ saya mulai hingga saat ini terus menampung jika ada kucing terlantar,"katanya.
Banyaknya kucing-kucing liar yang sakit, ia bawa pulang dan dirawat. Dari situlah ia yang awalnya hanya ngobrol iseng di grup WhatsApp membentuk rumah kucing. "Idenya sangat bagus, namun ujung-ujungnya saya sendiri yang merawatnya, untungnya suami saya juga penyayang binatang, dan ide ini berjalan kurang lebih lima tahun ini," terang Dewi.
Ia merawat kucing liar dan kucing jalanan ini murni biaya pribadi. Sempat ada bantuan dari dokter hewan dalam pengobatan secara gratis.
"Kalau bantuan pemerintah belum pernah ada, yang ada biasanya kami minta bantuan dokter hewan dari dinas," jelasnya. Dewi dan suaminya berencana memperluas halaman buat kucing-kucing peliharaannya tersebut, namun terkendala biaya. "Sementara ya untuk saat ini kami rawat seadanya dulu. Rencananya sih kalau ada tanah, tanah itu akan dijadikan tempat pemakaman kucing yang mati karena umur dan penyakit. Jadi bisa jadi lokasi khusus pemakaman kucing," bebernya.
Umur kucing sendiri memiliki kemampuan bertahan masing-masing tergantung kekuatan daya tahan tubuhnya. Sedangkan normal usia biasanya sekitar 17 tahun hingga 20 tahun. Ia mengaku juga sempat kerepotan dalam memenuhi makanan kucing setiap harinya, karena jumlah kucing yang terus bertambah sedangkan untuk biaya makan dan perawatan lumayan cukup besar. Dalam sehari bisa ratusan ribu untuk makan dan kebutuhan kucing.
Untuk mendukung dalam memelihara kucing ini, suami Dewi, juga memiliki usaha petshop yang menjual pakan dan kebutuhan kucing. Sedangkan sang suami bekerja di Bandara Iskandar Pangkalan Bun. (yit)