Sepanjang Januari-Agustus 2023, kasus Demam Berdarah Deque (DBD) di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) terbilang cukup tinggi. Puluhan warga terjangkit penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk tersebut. Kasus DBD di Kobar menjadi ritme musiman yang sering terjadi di awal tahun dan biasanya mereda pertengahan tahun. Namun, untuk tahun 2023, DBD masih lebih rendah dibandingkan 2022 silam.
Kabid P2P Dinas Kesehatan (Dinkes) Kobar Jhonferi Sidabalok mengatakan, sampai Agustus 2023, jumlah kasus DBD di Kobar mencapai 82 kasus. ”Kasus DBD yang paling tinggi di Kecamatan Arsel, yaitu di PKM Madurejo,” ujarnya, Senin (7/8). Dia menuturkan, berdasarkan grafik kasus tahun sebelumnya, pada Minggu yang sama Agustus 2022, kasus DBD mencapai 198 kasus. Artinya, terjadi penurunan tahun ini. Jhonferi melanjutkan, siklus musiman di Kobar terjadi pada Mei-Juni dan sudah terlewati. Kendati demikian, biasanya terjadi kembali kenaikan kasus pada Agustus hingga September.
”Siklus musimannya sudah lewat, namun akan meningkat kembali Agustus hingga September mendatang,” katanya. Adapun penderita DBD di Kobar dengan latar belakang usia, tambahnya, nyamuk aedes aegypti menyerang usia 0,5 – 65 tahun. Rinciannya, pasien 0,5 tahun sebanyak 19 orang, 5-11 tahun 24 orang, 12 – 16 tahun 11 orang, 17 – 25 tahun 8 orang, dan 26 – 35 tahun 9 orang. Kemudian, usia 36 – 45 tahun 5 orang, 46 – 55 tahun 5 orang, dan usia 65 tahun sebanyak 1 orang. ”Paling banyak terserang DBD usia balita. Untuk itu, diharapkan agar warga menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing dengan melaksanakan gerakan 5 M,” imbaunya. Informasi dihimpun, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanuddin Pangkalan Bun sepanjang tahun ini telah merawat sebanyak 90 orang yang terserang DBD. Dari jumlah tersebut, pasien yang terbanyak dirawat pada Juni – Juli 2023, yaitu sebanyak 38 pasien DBD dengan angka kematian 0 persen. (tyo/ign)