Peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus terjadi tanpa bisa dicegah. Saat satu titik berhasil dipadamkan, muncul api baru di tempat yang berbeda. Kondisi tersebut membuat personel gabungan kelelahan. Setiap hari suara sirine dari water suplai BPBD terdengar nyaring melintas di ruas jalan Kota Pangkalan Bun menuju lokasi kebakaran. Sabtu kemarin, tim gabungan terpencar di beberapa titik untuk melakukan pemadaman, yaitu di RT 26 Dusun Tatas Kelurahan Baru dan di Desa Medang Sari, Kecamatan Arut Selatan, serta di Pangkalan Banteng.
Karhutla yang terjadi di lahan kosong dekat permukiman warga merupakan lokasi bekas kebakaran beberapa waktu lalu yang sudah dipadamkan oleh tim gabungan. Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Kobar Martogi Sialagan mengatakan, tim gabungan kemarni melakukan penanganan kebakaran hutan dan lahan di Kelurahan Baru, Desa Medang Sari, dan Desa Pangkalan Banteng.
“Kebakaran di Kecamatan Pangkalan Banteng seluas 2,5 hektare berhasil diatasi oleh tim gabungan. Kebakaran di Medang Sari dan Tatas masih dalam penanganan,” terangnya, Sabtu (19/8/2023). Saat ini BPBD Kobar memaksimalkan anggaran dari DBH-DR sebesar Rp200 juta untuk penanganan karhutla. Sementara dukungan anggaran dari APBD belum ada, karena tidak ada alokasi untuk penanganan karhutla. “Karhutla ini kita maksimalkan Rp 200 juta dari DBHDR. Dari APBD tidak ada anggaran untuk karhutla, tetapi nanti apabila masuk tanggap darurat, biaya tak terduga (BTT) dari APBD bisa digunakan,” pungkasnya. (tyo/yit)