Kesadaran pengguna lalu lintas di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dirasa masih kurang terkait keberadaan kendaraan prioritas. Pengguna jalan terkadang justru menghalangi akses saat terdengar sirine dari unit di belakangnya. Kurangnya kesadaran tersebut bukan saja berdampak bagi keterlambatan unit prioritas untuk mencapai titik sasaran kedaruratan, tetapi juga dapat berakibat fatal terjadinya insiden kecelakaan.
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Kotawaringin Barat Martogi Sialagan menilai kurangnya kepedulian masyarakat di jalan raya saat ada armada water suplai BPBD, mobil pemadam kebakaran, dan mobil prioritas lainnya. “Masyarakat masih menganggap sama dengan mereka, sama-sama punya hak. Padahal mereka dalam kecepatan tinggi karena ada kondisi darurat yang mengharuskan mereka harus cepat sampai ke tempat tujuan,” bebernya, Minggu (20/8). Ia menyebut dalam satu peristiwa kedaruratan, mobil water suplai BPBD yang melaju dengan sirine hidup menyerempet mobil, padahal mobil sudah menepi.
“Akhirnya kita yang mengganti, karena Kalaksa BPBD tidak mau bermasalah di pengadilan, kita mengalah saja, padahal secara regulasi kita tidak bisa disalahkan dalam insiden saat penanganan kedaruratan,” imbuhnya. Ia berharap agar instansi terkait dapat terus menyosialisasikan kepada masyarakat terkait kendaraan prioritas yang akan melintas di jalan, Ia juga memohon kesadaran kepada masyarakat pengguna jalan raya, apabila mendengar bunyi sirine dari belakang supaya mendahulukan dengan menepi terlebih dahulu. “Itu artinya ada yang darurat, yang perlu mendapat penanganan segera, jadi harus bisa membedakan mana prioritas mana yang bukan,” pungkasnya. (tyo/yit)