arangan untuk melepasliarkan hewan peliharaan tidak digubris oleh peternak sapi. keberadaan sapi di Jalan Ahmad Shaleh Kilometer 06, Pangkalan Bun menuju Kecamatan Kotawaringin Lama, membahayakan pengguna jalan. Sapi dewasa tersebut berada di tepi jalan lantaran mencari makan rumput – rumput yang tumbuh subur di tepi jalan, pakan itu menjadi santapan sapi setiap harinya.
Keberadaan sapi-sapi itu membuat pengguna lalu lintas khawatir, karena sapi seringkali menyeberang jalan secara tiba-tiba dengan berombongan. Kecelakaan akibat keberadaan sapi sudah seringkali terjadi, baik di Mendawai Seberang maupun di Raja Seberang, bahkan ada korban yang meninggal dunia. Saat insiden terjadi, kendaraan roda dua maupun empat mengalami kerusakan parah. Sapi yang terlibat insiden juga ada yang mengalami patah tulang hingga mati di tempat. Warga Kotawaringin Lama yang kebetulan melintas, Irwani, mengaku khawatir dengan keberadaan ternak tersebut, karena beberapa kasus kecelakaan akibat bertabrakan dengan sapi.
“Pemerintah daerah sudah mengeluarkan surat edaran yang melarang pemilik ternak melepasliarkan sapinya di ruas jalan itu, karena berbahaya, lalu lintas terbilang padat dan kendaraan sering memacu dengan kecepatan tinggi, tapi masih ada ternak berkeliaran,” ujarnya, Minggu (20/8). Menurutnya, potensi laka lebih besar pada malam hari, mengingat di sepanjang jalan lintas Kotawaringin Lama sejauh ini minim penerangan. Keberadaan sapi tidak terpantau oleh pengendara roda dua dan empat yang melintas. Warga lainnya, Taher, berharap pemerintah daerah melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mengimbau pemilik ternak agar mengandangkan hewan peliharaannya. “Belajar dari kejadian sebelumnya, akibatnya fatal bagi pengendara roda dua, sapi kalau terkejut maka mereka yang menabrak, bukan kendaraan yang menabrak,” pungkasnya. (tyo/yit)