Warga Kecamatan Pangkalan Banteng menagih janji pelaksanaan pengaspalan Jalan Jenderal Ahmad Yani (Trans Kalimantan). Pasalnya dalam pertemuan awal bulan lalu, mereka mendapat informasi jika jalan tersebut akan diaspal paling lambat di akhir Bulan Agustus ini. Namun hingga Selasa (29/8/2023) progres pengerjaan jalan masih tak terlihat. Bahkan aksi penanaman pisang sudah dimulai kembali. Hal ini tampak saat radarsampit.com melintas di jalan tersebut tepatnya di depan kantor pelayanan Bank BNI di Desa Karang Mulya pada Selasa pagi.
Informasi dihimpun sejumlah warga mulai mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam menangani jalan yang selama lebih dari enam bulan ini menjadi keluhan mereka. “Awal bulan lalu katanya akhir Agustus ini sudah diaspal, tapi apa buktinya. Apa perlu kami ramaikan lagi dengan menggelar aksi,” ungkap Edi, salah seorang warga setempat.
Menurutnya tak hanya perampungan pembangunan jalan yang tidak sesuai dengan omongan para pejabat pemerintah, namun penyiraman jalan yang “katanya” akan dilakukan secara rutin ternyata juga dinilai sebagai omong kosong. “Penyiraman jalan hanya berlangsung beberapa hari saja, dan ini sudah dua minggu lebih tidak lagi disiram secara rutin. Beruntungnya beberapa hari lalu ada hujan yang sedikit membantu kami dapat menghirup udara bersih,” lanjutnya. Terkait penyiraman jalan itu, juga diungkapkan salah seorang pemilik usaha warung makan di titik jalan rusak tersebut.
“Saya ini setiap pagi, siang, dan sore melakukan penyiraman sendiri. Pakai air saya sendiri, bayar PDAM juga uang sendiri. Kalau mengharap penyiraman dari pemerintah bisa-bisa jualan makanan saya tidak laku karena banyak debu,” kata warga yang enggan menyebutkan nama ini. Ia juga menjelaskan, meski kecewa namun pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Sebagai rakyat jelata yang mengais rezeki di sepanjang jalur trans kalimantan ini pihaknya hanya berharap semoga pemerintah ini lebih peduli dengan rakyatnya. “Katanya mau mengembangkan UMKM seperti kami ini, katanya UMKM sebagai salah satu penggerak ekonomi, tapi mengapa urusan jalan seperti ini bisa sangat lama sekali. Dan yang jelas ini mengancam usaha kami, semoga pemerintah segera melaksanakan pengaspalan jalan ini, jangan hanya memberikan tanggal dan bulan saja tanpa kejelasan pelaksanaan,” harapnya.
Hal senada juga diutarakan Harianto, pengguna jalan ini mengungkapkan kekesalannya dengan menanyakan apakah perlu warga dan pengguna jalan membuka kotak sumbangan untuk membantu pembangunan jalan tersebut. “Bisa dibilang ini keterlaluan, apa perlu dibuka kotak sumbangan untuk membantu pengaspalan jalan ini? Saya lihat di jalan kabupaten yang di depan puskesmas Karang Mulya sudah dilakukan pengecoran, namun ternyata yang jalan nasional ini masih sama saja tidak ada perbaikan,” ungkapnya.
Menurutnya janji pengerjaan jalan saat warga menggelar aksi di awal bulan lalu hanya dilakukan sehari saja. “Saat warga menggelar aksi beberapa waktu lalu tampak datang alat berat, namun ternyata hanya sehari saja. Itupun tidak dikerjakan dengan baik, kemudian alat beratnya entah hilang kemana sampai hari ini,” katanya. Sebelumnya Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kobar, Hasyim Mualim mengatakan, usai rapat digelar penanganan di ruas jalan nasional di Kecamatan Pangakalan Banteng akan dimulai. “Kesepakatan dengan Kepala Balai Nasional, hari ini pekerjaan mulai dikerjakan, supaya tidak berdebu,” ujarnya, Selasa (1/8/2023).
Dalam rapat yang juga dihadiri oleh PJ Bupati Kobar Budi Santosa dibangun kesepakatan bersama BPJN Kalteng untuk kepastian pengaspalan jalan lintas provinsi tersebut. Menurutnya pengaspalan segera dilaksanakan paling lama pada akhir bulan Agustus tahun 2023. Pada saat pelaksanaan Camat Pangkalan Banteng diminta untuk memonitor pelaksanaannya, hal itu dimaksudkan agar penanganan dapat berjalan dengan lancar. “Paling lama akhir Agustus 2023 kita sudah aspal, itu kesepakatan dengan BPJN Kalteng,” ungkapnya. Untuk diketahui bahwa ruas jalan nasional tersebut mengalami kerusakan parah, dengan banyak lubang menganga bersebaran sepanjang lebih dari 1 kilometer, ketika kemarau seperti saat ini debu berterbangan dan membuat dagangan pedagang kotor. Meski sudah ada kejelasan terhadap pelaksanaan pekerjaan perbaikan jalan, warga Pangkalan Banteng tetap menggelar aksi untuk menyampaikan aspirasinya dengan turun ke jalan, aksi damai tersebut mendapat pengawalan ketat kepolisian. (sla)