Kabut Asap yang menyelimuti Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), semakin parah. Sejak pagi hingga sore hari, langit tertutup asap. Matahari pun tampak merah. Kabut asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kotawaringin Barat itu membuat masyarakat khawatir. Untuk itu mereka meminta pemerintah membagikan masker kepada masyarakat.
Warga Kelurahan Baru, Mugeni, menyampaikan bahwa semakin hari kualitas udara semakin menurun. Itu ditandai semakin pekatnya asap, terlebih kebakaran dengan skala besar masih terjadi di sejumlah wilayah di Kobar. “Kabut semakin tebal, kalau tidak disikapi segera maka tidak menutup kemungkinan peristiwa 2019 akan kembali terulang,” ujarnya, Rabu (4/10/2023). Agar masyarakat dapat terhindar dari ISPA, dia meminta dinkes segera mengambil sikap dengan menyiapkan masker untuk dibagikan kepada masyarakat. Ia mengakui bahwa dampak asap akibat karhutla bukan hanya kesehatan, tetapi juga penerbangan yang terganggu.
“Saya dapat informasi, kawasan Bandar Udara Iskandar juga sudah diselimuti oleh kabut, artinya karhutla ini dampaknya luas, kesehatan dan ekonomi terutama,” imbuhnya. Warga Raja Seberang Fahmi menyampaikan bahwa kondisi kabut terparah di pagi hari, anak-anak sekolah yang berangkat sekolah sudah mulai merasa terganggu pernafasannya. “Penting masker dikenakan, keluarkan imbauan kepada semua sekolah, distribusikan masker ke sekolah dan ke masyarakat, jangan tunggu masyarakat sakit baru bergerak,” pungkasnya. Untuk diketahui dari pantauan di sejumlah titik di Kota Pangkalan Bun hampir seluruh ruas jalan protokol tertutup asap, meski tidak separah di Kabupaten Kotim. Jalur sungai yang merupakan urat nadi warga bantaran hingga sore hari ini diselimuti asap, namun kondisi tersebut masih belum mempengaruhi pandangan para motoris getek di Sungai Arut. (tyo/yit)