Aksi belasan pebalap liar yang adu cepat di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) semakin brutal. Para pebalap liar yang didominasi oleh remaja berusia belasan tahun itu menguasai lampu merah di simpang empat Hastarini, mereka menggeber – geber kendaraan mereka sebelum lampu hijau menyala sebagai pertanda start dimulai, Sabtu (28/10) sekitar pukul 22.40 WIB.
Sejumlah pengguna lalulintas yang kebetulan terjebak lampu merah, berupaya menepi, mereka merasa ngeri dan takut terjadi hal yang tidak diinginkan menimpa mereka. Pantauan di lokasi, modus yang digunakan oleh pebalap adalah mereka sebelum adu cepat sengaja menunggu lampu berwarna merah, satu persatu pebalap yang banyak tidak mengenakan helm itu datang dan langsung menggeber-geber kendaraan mereka. Beberapa pembonceng dibelakangnya sambil berteriak-teriak berjoget mengikuti irama irama suara kendaraan yang digeber.
Salah seorang pengguna lalulintas, Rizki mengaku prihatin melihat perilaku remaja yang melakukan tindakan yang berbahaya, bukan saja bagi keselamatan mereka tetapi juga keselamatan pengguna lalulintas lainnnya. “Saya lebih baik menyingkir dari lampu merah, kebetulan sebelum mereka berkumpul saya berada di depan, takut terjadi apa-apa karena bawa anak dan istri, saya menepi,” ujarnya.
Menurutnya, aksi balapan liar akhir-akhir ini semakin marak, dan semakin membahayakan karena mereka melakukan balapan di jalan raya, menuju arah simpang L, dan berbalik menuju arah simpang empat Hastarini kembali. Ia berharap ada tindakan nyata dari kepolisian untuk menindak tegas para pebalap liar, terlebih suara knalpot dari kendaraan mereka menimbulkan suara berisik yang mengganggu masyarakat sekitar. Ia khawatir, aksi massa akan terjadi jika tidak ada tindakan tegas dari kepolisian, karena selama ini meski sudah dilakukan tindakan tidak ada pengawasan terhadap perilaku mereka. “Kalau nanti warga sudah habis kesabaran, dan turun ke jalan maka akan berdampak fatal,” tegasnya.
Warga lainnya, Ratna menyampaikan harapannya agar para orang tua dapat melakukan pengawasan lebih ketat terhadap putra mereka ketika malam hari, terutama pada malam minggu.Ia juga menyebut, sebagai warga setempat ia kerap melihat di jok kendaraan para remaja yang balapan membawa senjata tajam. “Saya jualan BBM eceran, saat mereka mengisi BBM saya lihat banyak yang bawa senjata tajam di jok motor mereka,”tandasnya. (tyo/gus)