Fenomena barcode di tangan mulai meresahkan. Karena trend yang berasal dari tiktok tersebut kini juga mulai diikuti oleh anak-anak sekolah di Kabupaten Lamandau. Perilaku aneh ini sempat mencuat di sebuah SD di Situbondo, Jawa Timur yang menemukan 11 anak yang menyayat tangannya sendiri dengan benda tajam. Keresahan tersebut disampaikan oleh Ketua Forum PUSPA (Partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak) Kabupaten Lamandau, Ria Mekar Anggreany. Ia mengaku menemukan itu di status WA teman-teman anak SD-nya yang menunjukkan foto lengan dengan bekas goresan-goresan luka.
“Saya kaget, kok ada anak SD LAmandau yang melakukannya. Ini tidak bisa dibiarkan, karena jika mereka menganggap itu sesuatu yang keren, akan banyak yang mengikuti,” ungkapnya. Tren menyakiti diri sendiri menggunakan benda tajam seperti silet, pecahan kaca bahkan jarum pentul ini sangat berbahaya, hingga bisa mengancam nyawa. Karena jika tidak steril, bisa menimbulkan infeksi, lebih parah lagi jika luka terlalu dalam hingga memutus urat nadi. Selain itu bekas luka bisa menimbulkan keloid yang sulit dihilangkan.
“Setelah saya tanya anak, katanya beberapa temannya nekat melakukan hal tersebut untuk meluapkan kesedihan atau permasalahan. Namun adapula yang tanpa masalah ikut-ikutan demi dianggap keren karena kuat menahan sakit. Dan mereka bahkan memamerkannya di status WA,” bebernya. Ia berharap hal ini bisa ditangani serius oleh dinas pendidikan dan pihak sekolah. Para orangtua juga diharapkan dapat memperhatikan kondisi mental maupun fisik anak-anaknya. (*/sla)