Kemacetan parah terjadi di Jalan Ahmad Shaleh Kilometer 33 yang menghubungkan Pangkalan Bun dan Kecamatan Kotawaringin Lama. Antrean panjang terjadi sejak Jumat hingga Sabtu (2/12/2023) malam. Informasi dihimpun Radar Sampit, kemacetan terjadi karena timbunan tanah yang belum padat di pile slab yang baru selesai dibangun. Ketika diguyur hujan dan dilintasi kendaraan bertonase besar, timbunan tanan menjadi bubur.
Antrean kendaraan mencapai pile slab (Jembatan Sugianto Sabran) yang lama. Panjang antrean kendaraan hingga mencapai lebih dari 1 kilometer. Kondisi tersebut membuat perjalanan warga baik dari arah Pangkalan Bun menuju Kotawaringin Lama atau dari arah sebaliknya menjadi terhambat. Salah seorang warga Despot, Kecamatan Kotawaringin Lama, Irwan Nizam mengeluhkan kerja kontraktor yang tidak memperhitungkan cuaca saat penimbunan. “Harusnya jalan bagian bawah pile slab jangan digali terlebih dahulu, menunggu benar-benar jembatannya betul-betul selesai 100 persen. Jalan bawah untuk melintas, dengan begitu tidak terjadi kemacetan panjang seperti saat ini,” ujarnya, Sabtu (2/12).
Ia mengungkapkan, antrean panjang kendaraan sudah terjadi sejak dua hari terakhir, kendaraan padat merayap karena saat akan naik ke pile slab roda kendaraan melintir akibat jalan hancur. Terlebih kendaraan yang antre didominasi oleh truk bermuatan buah kelapa sawit, kernel, bahkan truk bermuatan alat berat, bahkan sejumlah truk tangki BBM juga terjebak kemacetan. “Kalau panjang antrean dari jembatan baru sekitar 500 meter lebih, tapi dari arah Pangkalan Bun tepatnya dari titik rest area antrean lebih panjang lagi,” ungkapnya.
Warga Pangkalan Bun Randa mengaku sudah terjebak kemacetan lebih dari satu jam, dan belum ada tanda-tanda kemacetan terurai. Semakin sore antrean kendaraan semakin panjang dari dua arah. Ia tidak tahu sampai kapan kemacetan bisa terurai dan jalan menjadi lancar untuk dilintasi, meski alat berat terlihat sudah bekerja meratakan timbunan yang hancur. “Rezeki pedagang pentol yang banyak berjejer di tepi Jembatan Sugianto Sabran, kalau kondisi begini, malam baru bisa terbebas,” pungkasnya. (tyo/yit)