PANGKALAN BUN - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Pembangunan (Bappedalitbang) Kabupaten Kotawaringin Barat mengikuti rapat koordinasi (rakoor) investasi peternakan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.
Plh Sekda Kobar Juni Gultom mengatakan, luasnya sektor perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Barat berdampak baik pada pengembangan peternakan sapi. hal itu sejalan dengan program pemerintah pusat perihal pengembangan integrasi sawit - sapi.
"Program integrasi sawit - sapi di Kobar ini telah diakui oleh pemerintah pusat, karena populasi ternak sapi terus meningkat. Atas keberhasilannya, Kobar pun sebagai daerah rujukan bagi daerah lainnya yang ingin mengembangkan program integrasi sawit - sapi," kata Juni Gultom.
Dalam rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Pemkab Kotawaringin Barat mengusulkan adanya kawasan ekonomi khusus bidang peternakan yang terintegarsi dengan sawit, guna menunjang kebutuhan daging nasional.
"Kawasan ekonomi yang kita usulkan itu sebagai penunjang kebutuhan daging nasional, dimana kita ketahui bersama bahwa secara nasional kekurangan 200 ribu ton, kita yakin Kobar akan menjadi pemasok daging untuk memenuhi kekurangan tersebut," ujar Plh Sekda Kobar Juni Gultom.
Peluang investasi peternakan di Kobar sangat besar, mengingat kebutuhan daging dan bibit sapi cukup tinggi. Sumber pakan sapi seperti bungkil dan solid sawit melimpah, lahan pengembangan sapi pun sangat luas diperkuat dengan keberhasilan integrasi sawit sapi. Wilayah Kobar ada dua breeding farm besar yakni PT Sulung Ranch dan PT Bina Jaya Abadi. Kobar juga terdapat lima kawasan pengembangan peternakan strategis yakni Kecamatan Pangkalan Lada, Pangkalan Banteng, Kumai, Arut Selatan dan Kecamatan Kotawaringin Lama. Hal itu berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kobar Tahun 2017 - 2037. (sam/yit)