Meski buaya muara yang meneror masyarakat bantaran Sungai Arut di Kota Pangkalan Bun belum ditangkap oleh WRU SKW II BKSDA Kalteng, perlahan kehidupan masyarakat sudah mulai berangsur normal. Warga bantaran terpantau sudah kembali beraktivitas di tepi sungai, baik mandi dan cuci pakaian serta kegiatan lainnya, meski sebenarnya warga masih merasa takut untuk berenang.
Warga berharap agar buaya yang meresahkan tersebut lekas ditangkap dan ditranslokasi ke habitatnya sehingga masyarakat dapat beraktivitas dengan aman dan nyaman di sungai yang menjadi urat nadi masyarakat bantaran. Salah seorang warga Kelurahan Baru, Asyifa mengaku meski masih ada perasaan was-was namun ia memberanikan diri untuk ke sungai saat mencuci baju dan mandi. “Tapi kita enggak berani seperti dulu ke arah sungai, sekarang lebih memilih di bagian belakang jamban (lanting terapung) yang mengarah ke daratan kalau mandi,” ungkapnya.
Menurutnya, keberadaan buaya muncul di sungai di tengah permukiman padat penduduk tentu ada alasannya, karena sebelum ini jarang sekali buaya muncul. “Setidaknya karena faktor alam, seperti makanan yang sekarang sulit didapat di habitatnya,” imbuhnya. Warga lainnya, Pahmi berharap agar masyarakat meski sudah beraktifitas di tepi sungai tetapi tidak menghilangkan kewaspadaan terhadap bahaya serangan buaya. Apalagi buaya yang muncul belum berhasil ditangkap. “Saya dengar jebakan belum berhasil menangkap buaya tersebut, yang penting waspada dan tidak sembrono di air,” pungkasnya. (tyo/sla)