Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mencatat usia 0-5 tahun dan 5-11 tahun merupakan usia rentan terserang demam berdarah dengue (DBD). Berdasarkan golongan umur, anak usia 5-11 tahun yang terserang DBD sepanjang tahun 2023 sebanyak 37 persen atau 155 orang anak. Sementara itu usia 0-5 tahun proporsi penderita DBD sebanyak 17 persen atau 69 anak, kemudian 12-16 tahun sebanyak 16 persen atau 66 orang, usia 17-25 sebanyak 11 persen atau 47 orang, usia 16-35 tahun sebanyak 9 persen atau 38 orang, usia 36-45 tahun sebanyak 5 persen atau 21 orang, usia 46-55 tahun sebanyak 3 persen atau 12 tahun, usia 56-65 sebanyak 1 persen atau 5 orang, dan usia di atas 65 hanya 3 orang penderita di tahun 2023.
“Paling banyak usia 5 sampai 11 tahun kemudian urutan kedua usia kurang dari 5 tahun, angka tersebut dalam satu tahun ini,” terang Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Kobar Jhonferi Sidabalok Jumat (15/12).
DBD banyak menyerang anak-anak dimungkinkan karena daya tahan yang relatif masih lemah, dan biasanya anak-anak sering berada dalam satu tempat, sehingga bila ada yang menderita akan cepat menular karena digigit nyamuk dan langsung menggigit orang yang lain. Menyikapi keluhan warga di Kelurahan Baru yang belum mendapatkan fogging, saat ini anggaran untuk fogging sudah habis. Selain itu fogging dianggap tidak efektif memberantas nyamuk DBD. Fogging hanya akan menebarkan racun ke lingkungan tanpa ada manfaat sama sekali, bila tidak dibarengi dengan PSN secara terus menerus di lingkungan sekitar.
Fogging dapat dilakukan bila hasil penyelidikan epidemiologi (PE) membuktikan ada lebih dari lima penderita dalam radius 100 meter. “Yang paling efektif adalah menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara serentak dan menyeluruh selama 4 kali terus menerus dalam jarak 1 minggu,” pungkasnya. (tyo/yit)